Hasanudin Siap Perluas Pemasaran Rotan Cirebon

BANDUNG, KOMPAS.com - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 2 Tubagus Hasanudin siap memperluas pemasaran hasil produksi rotan secara lebih luas, bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga mancanegara.

Hal itu disampaikan Hasanudin mengunjungi sentra kerajinan rotan di Desa Tegal Wangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Jumat (20/4/2018).

Di sana, pria yang akrab disapa Kang Hasan ini berkesempatan untuk melihat rumah-rumah produksi rotan dan bertemu dengan para pengusaha kerajinan rotan.

Hasan juga berjanji akan memecahkan berbagai solusi yang dihadapi oleh pengusaha rotan, seperti perizinan yang akan dipermudah, hingga regenerasi perajin rotan dengan memberikan pelatihan dan pembinaan.

"Tempat ini sangat potensial bagi berkembangnya lapangan kerja bagi masyarakat Cirebon, melalui industri kreatif rotan, sehingga pemerintah harus hadir dan mencarikan solusi atas kendala yang dihadapi," ujar Hasan, Jumat malam.

Baca juga : Hasanudin Siap Jadikan Desa Sangiang di Majalengka Jadi Destinasi Wisata

Kang Hasan menjelaskan, melalui program Bogagawe yang akan digulirkan bersama pasangannya, Anton Charliyan sebagai program unggulan pasangan Hasanah, pengusaha rotan dan berbagai pelaku industri rumahan di Jawa Barat bakal dibantu permodalan untuk mengembangkan usahanya baik melalui koperasi maupun bank daerah Jawa Barat.

"Jika ini terus berkembang dengan skala yang lebih besar, berapa lapangan kerja yang akan tercipta, dan akan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat," imbuhnya.

Sementara itu, Sumarca, salah satu pengusaha menitipkan pesan kepada Hasan. Jika nanti pasangan Hasanah menjadi pemimpin di Jawa Barat, dia meminta agar Hasan terus mempertahankan eksistensi produksi rotan di Kabupaten Cirebon.

Menurut dia, industri rotan di daerahnya sangat potensial untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan, yang memerlukan dukungan optimal dari pemerintah daerah

"Kang Hasan dan Kang Anton sebagai Purnawirawan Jendral Kami yakin akan mampu mempertahankan Industri rotan agar jangan sampai hilang, ekspor bahan baku jangan sampai lolos dan tidak terjadi penyelundupan," ungkapnya.

Selain itu, para pengusaha rotan juga mengeluhkan sulitnya mendapat bahan baku rotan yang terganjal perizinan dan penyelundupan rotan secara ilegal keluara negeri. Hal tersebut, lanjut Sumarca, mengakibatkan semakin berkurangnya pasokan rotan ke Kabupaten Cirebon.

Baca juga : Hasanudin: Dari Data Intelijen, Berita Hoaks Bukan dari Jawa Barat

Padahal, lanjut Sumarca, dalam UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 44 tahun 2012, telah tertuang larangan ekspor bahan baku kayu dan rotan sebagai bentuk pengembangan industri kreatif rotan di Indonesia.

"Harapannya, ditangan Kang Hasan, Perizinan dibuat lebih simple, serta berbagai kesulitan pengusaha rotan bisa terselesaikan, terutama soal pelatihan dan marketing yang mengikuti tren masa kini seperti digitalisasi marketing," tandasnya.