Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Sebut Festival Sunda Jazz Perlu Digelar untuk Lestarikan Terompet Sunda

Kompas.com - 21/04/2018, 07:47 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan akan melestarikan terompet Sunda dengan menggagas acara Sunda Jazz Festival berskala Internasional jika ia terpilih di Pilkada Jawa Barat 2018.

Menurut Dedi, alat musik tiup terompet akan mampu bersaing dan layak untuk tampil di pagelaran festival besar selain alat modern seperti saksofon.

Terompet Sunda biasanya digunakan dalam pagelaran seni pencak silat padungdung. Yakni, seni pencak silat yang berorientasi pada keindahan gerak dan ritmik, bukan duel tarung atau ibing.

Terompet pun memiliki potensi untuk setara dengan alat musik saxophone dari segi pengenalan dan memiliki tangga nada yang lebih sulit.

“Kalau kita serius, pengenalan tarompet bisa lebih tinggi dari saksofon. Biasanya, kalau ada alat musik yang agak sulit dimainkan, orang akan merasa tertantang dan tertarik. Sisi ini yang kita coba garap di event internasional,” katanya di Paguron Guntur Lodaya, Kabupaten Ciamis, Jumat (20/4/2018) sore.

Baca juga : Sambil Hujan-hujanan, Dedi Mulyadi Diajak Tangkap Ikan Pakai Tangan di Empang

Selain dikenal sebagai budayawan Jawa Barat, Dedi Mulyadi juga telah dikenal sebagai salah satu tokoh internasional. Pengalamannya menyampaikan pidato kebangsaan berbasis kebudayaan di Forum PBB mengundang decak kagum berbagai pihak saat itu.

Bahkan, tamu diplomatik dari Aljazair, Gubernur Provinsi Setif Nacer Maskri pernah mengundang secara khusus mantan bupati Purwakarta dua periode itu. Undangan tersebut berisi ajakan untuk sharing and hearing tentang kebudayaan di Aljazair.

Selain itu, Purwakarta pernah menjadi tuan rumah World Village Conference yang diikuti 21 negara di seluruh dunia. Relasi internasional inilah yang menjadi modal utama Dedi Mulyadi untuk mempromosikan acara-acara daerah ke dunia.

“Insya Allah, semua relasi kita kontak nanti,” singkatnya.

Baca juga : Dedi Mulyadi Akan Terapkan Program Cetak Siswa Miskin Jadi Manajer di Jabar

Selama ini, menurut Dedi Mulyadi, eksklusivitas sosialisasi alat musik Sunda menjadi kendala tersendiri. Karena itu, ke depan dia memiliki proyeksi agar kanal sosialisasinya tidak hanya berkutat pada paguron dengan melebarkan sayap ke dunia pendidikan.

“Kalau mengandalkan paguron tentu akan berat di pembiayaan. Maka, alat musik Sunda harus masuk ke kurikulum sekolah,” katanya.

“Saya pikir kalau ada satu juta pelajar Jawa Barat yang meniup terompet dalam sebuah festival itu bisa jadi rekor dan akan mudah lebih dikenal lagi. Jangan saksofon saja yang mendunia," kata dia.

Kompas TV Visi Duo DM adalah mewujudkan Jawa Barat yang adil, sejahtera, dan berkarakter. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com