Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Puji Sarung Gus Yasin, Ida Pertanyakan Nasib Pesantren di Jateng

Kompas.com - 21/04/2018, 06:56 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Debat terbuka Pilkada Jawa Tengah 2018 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah, Jumat (20/4/2018), diwarnai saling sindir dan candaan antar-kandidat.

Seperti ketika calon wakil gubernur nomor urut 2 Ida Fauziah memuji sarung yang dikenakan calon wakil gubernur nomor urut 1 Taj Yasim Maimoen.

"Gus Yasin, saya suka dengan sarungnya Gus Yasin, santri banget," ucap Ida disambut riuh penonton yang hadir di Hotel Patra Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Sudirman Said: Pemimpin Menjangkau Semua, Ekstremisme Bisa Diredam...

Selanjutnya, Ida mempertanyakan nasib pondok pesantren dan madrasah diniah di Jawa Tengah.

Ia menilai Pemprov Jawa Tengah tidak memberi fokus kepada pondok pesantren. 

Padahal, keberadaan mereka ikut mencerdaskan anak bangsa dan membangun karakter bangsa.

"Pesantren di Jateng mencapai hampir 6.000, madrasah diniah, dan jumlah santri luar biasa banyaknya. Tapi sepanjang perjalanan saya di Jateng, rata-rata mereka menyampaikan, 'kami dibiarkan berjalan sendiri tanpa ada kepedulian pemerintah provinsi'," ujar Ida.

Baca juga: Debat Ganjar dan Sudirman Said tentang Kartu Tani

Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Tengah nomor urut 1, Ganjar Pranowo-Taj Yasin, saat tampil dalam debat perdana Pilkada Jateng di Hotel Patra, Semarang, Jumat (20/4/2018).Kompas.com/Erwin Hutapea Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Tengah nomor urut 1, Ganjar Pranowo-Taj Yasin, saat tampil dalam debat perdana Pilkada Jateng di Hotel Patra, Semarang, Jumat (20/4/2018).
Menanggapi hal tersebut, Taj Yasin atau akrab disapa Gus Yasin itu mengatakan, sebetulnya bantuan Pemprov Jawa Tengah sudah sangat tinggi.

Namun, pemberian bantuan terkendala aturan. 

"Sesuai Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 mengamandemenkan lembaga yang boleh dibantu harus berbadan hukum. Ini permasalahannya, Mba Ida. Pemerintah sudah menggelontorkan bantuan sosial, hibah, kepada mereka," jawab Yasin.

Akan perhatikan pesantren

Ida menekankan bahwa yang sebetulnya dibutuhkan adalah political will pemerintah provinsi untuk memperhatikan keberadaan ponpdok pesantren dan lembaga keagamaan lainnya.

Ida menyebut persoalan izin pondok pesantren adalah soal teknis.

Baca juga: Kepada Sudirman, Ganjar Minta Diajari Buka 5 Juta Lapangan Kerja dalam 5 Tahun

"Jika terpilih, kami akan memberikan bantuan sosial kepada pondok pesantren sebanyak Rp 100 juta untuk sarana prasarana, kemudian kepada madrasah diniah Rp 110 miliar per tahun," ujar Ida. 

"Saya kira sudah saatnya ponpes dan madrasah disapa, diapresiasi, karena mereka telah mengambil tugas negara mencerdaskan anak bangsa. Kalau persoalan belum ada izin itu soal teknis, Gus," tambahnya. 

Kompas TV KPU Jateng Tetapkan Dua Pasang Cagub-Cawagub di Pilkada 2018
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com