YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya sampah yang tidak bisa didaur ulang membuat ibu-ibu warga Dusun Selang IV, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, merasa prihatin.
Dengan inisiatif, warga ibu-ibu di dusun ini pun membuat berbagai kerajinan dari sampah plastik yang dibuat menjadi bernilai ekonomis tinggi.
Salah satu penggagas pemanfaatan sampah ini yaitu Sulamini (45) mengatakan, awalnya dia mendapatkan pelatihan daur ulang sampah untuk bank sampah yang dimulai dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tahun 2012.
Saat itu bukan bank sampah, melainkan sodaqoh sampah. Setelah berjalan beberapa waktu, banyak anak muda yang ikut, tetapi tak bertahan lama karena sebagian memilih untuk merantau.
"Awalnya banyak anak muda yang membantu, tetapi karena sudah merantau lalu memilih meninggalkan," kata Sulamini di lokasi, Jumat (20/4/2018).
Saat ini usaha itu terus berkembang dan bersama 8 orang perempuan mengembangkan bank sampah Catur Mandiri.
Tak mudah mengajak warga untuk aktif menyetorkan sampahnya ke bank tersebut. Saat ini dua kali sebulan warga menyetorkan sampah rumah tangganya.
"Lebih kurang 40 nasabah bank sampah. Untuk yang aktif ikut mengelola daur ulang tidak begitu banyak," imbuhnya.
Baca juga: Kisah Wanita Kuli Panggul dan Penyakit yang Mengintai
Sulamini mengatakan, berbekal pengetahuan dari pelatihan, para pengelola mengolah sampah, seperti botol plastik, plastik bungkus makanan, hingga zak semen, dibuat menjadi kerajinan mulai dari vas bunga, tempat sampah, dompet, hingga berbagai produk kerajinan.
Untuk memasarkannya tidak begitu sulit karena sudah ada pelanggan. Selain itu, juga ikut pameran. Dalam seminggu, omzet yang dihasilkan maksimal Rp 1 juta, tetapi saat sepi hanya ratusan ribu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.