Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Hujan-hujanan, Dedi Mulyadi Diajak Tangkap Ikan Pakai Tangan di Empang

Kompas.com - 20/04/2018, 20:47 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com - Warga Dusun Cikole, Desa Cijulang, Kecamatan Cihaurbeulit, Kabupaten Ciamis, mengajak calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi "ngobeng" atau menangkap ikan di empang bersama warga setempat, Jumat (20/4/2018).

Hujan deras tak menyurutkan niat mantan bupati Purwakarta dua periode tersebut untuk turun ke empang berkotor-kotoran menangkap ikan.

"Ngobeng" atau "Ngubyag Balong" merupakan kebiasaan orang Jawa Barat saat memperoleh kegembiraan.

Ikan itu ditangkap tanpa mengosongkan air di empang tersebut. Seluruh warga bahu membahu mencoba menangkap ikan tanpa menggunakan alat bantu. Keceriaan dan kegembiraan seluruh warga tampak mengiringi suasana kebersamaan tersebut.

Salah seorang warga setempat, Ace Hasan (40) mengajak Dedi Mulyadi untuk turun langsung turun ke empang setelah tahu pasangan Deddy Mizwar ini mengunjungi lokasi bedah kolam.

“Ada yang bilang Kang Dedi sedang kunjungan. Jadi, saya ajak saja ikut, alhamdulillah ternyata mau,” kata dia.

Baca juga : Dedi Mulyadi Akan Terapkan Program Cetak Siswa Miskin Jadi Manajer di Jabar

Mengikuti acara ini bukanlah tradisi aneh bagi Dedi Mulyadi. Pria yang besar di lingkungan kampung itu biasa "ngagubyag" saat kecil dulu.

Bahkan, kebiasaan ini tidak pernah dia tinggalkan saat menjabat sebagai bupati Purwakarta. Dedi Mulyadi selalu menyelipkan acara "ngagubyag" dalam berbagai kesempatan seperti Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia dan Hari Jadi Purwakarta.

Bersama warga lain, Dedi Mulyadi berhasil menangkap beberapa ikan seperti ikan mas dan gurame.

“Sejak kecil ya begini, senang saja bareng-bareng kan bersama tak ada batasan bersama warga lainnya. Tapi ada sedikit perbedaan, di kampung saya enggak pakai alat bantu, di sini pakai ternyata,” kata Dedi.

Baca juga : Warga di Kota Bandung Ubah Nama Kampungnya Jadi Kampung Dedi Mulyadi

Dedi menambahkan, tradisi "ngagubyag" seperti ini memiliki makna spirit gotong-royong untuk membantu sesama warga.

Sebab, hasil tangkapan ikan biasanya tidak dibawa ke rumah oleh warga yang berhasil menangkapnya. Biasanya, ikan tersebut langsung dibagikan atau dimasak lalu dimakan bersama-sama dengan nasi liwet.

“Ada spirit gotong-royong di dalamnya. Ikannya dimakan bareng-bareng bersama warga lain,” kata Dedi.

Kompas TV Pemilihan Gubernur Jawa Barat menjadi gelaran pilkada paling ketat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com