Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Terakhir Ngantor, Wabup Pamekasan Ungkap Kekurangan Dirinya

Kompas.com - 20/04/2018, 19:36 WIB
Taufiqurrahman,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Sehari menjelang lengser, Wakil Bupati Pamekasan, Halil Asyari berpamitan kepada sejumlah wartawan di Pamekasan, Jumat (20/4/2018).

Halil Asyari akan mengakhiri jabatannya pada Sabtu (21/4/2018) dan akan kembali ke kediamannya di Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan.

Kepada sejumlah wartawan, Halil mengungkapkan kekurangan dirinya selama menjabat. Di antaranya penguasaan terhadap anggaran dan peraturan, baik peraturan daerah ataupun perundang-undangan.

Hal itu disadarinya sejak awal menjabat mendampingi Achmad Syafii, mantan bupati Pamekasan yang saat ini menjalani hukuman karena terjerat kasus suap dana desa.

“Kalau soal anggaran dan undang-undang, saya sulit untuk menguasainya. Ini kelemahan saya,” ujarnya.

(Baca juga : Jasad Mantan TKI Malaysia Ditemukan di Belakang Stadion Pamekasan )

Namun di balik kelemahan tersebut, dirinya bersyukur karena banyak bersinggungan dengan wartawan. Sehingga dirinya banyak belajar kepada wartawan untuk mengetahui regulasi dan perundang-undangan.

“Wartawanlah yang banyak membantu saya, menambah ilmu saya. Sebab kalau wartawan, tahu persoalan lebih awal sebelum saya mengetahuinya sehingga saya harus berlajar,” imbuh pria yang juga politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.

Setelah tak lagi menjadi pejabat birokrasi, mantan Ketua DPRD Pamekasan dua periode ini akan kembali dan mengabdikan dirinya ke pesantren. Sebab sebelum dirinya terjun ke dunia politik, pengabdiannya diawali dari pesantren.

Halil menjadi pendidik, sekaligus mengabdi kepada masyarakat melalui program pemberdayaan yang diprogramkan pesantren.

Fauzi Ahmad, Ketua Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) mengungkapkan, sosok Halil Asyari sebagai wakil bupati memiliki sifat sederhana, tidak glamor, rendah hati, dan mudah berkomunikasi dengan masyarakat. Setelah lepas dinas, Halil ikut melepas jabatannya.

“Kemana-mana kalau sudah lepas dinas, Wabup nyetir sendiri. Bahkan beli obat ke apotek, dia beli sendiri jalan kaki dari rumah dinasnya,” ujar Fauzi.

(Baca juga : Kepala Desa di Pamekasan Sulap Tempat Mesum Jadi Lokasi Wisata )

Bahkan, imbuh Fauzi, mobil dinas yang dipakai Halil selama ini, merupakan mobil bekas wabup sebelumnya buatan tahun 2009. Kemana-mana mobil tersebut yang dipakai, bahkan saat kunjungan ke luar kota. 

Yang paling berkesan, Halil merupakan sumber berita yang tak pernah sulit ketika diwawancarai wartawan.

“Kalau wabup tidak tahu untuk menjawab, dijawab tidak tahu. Inilah kejujuran seorang pemimpin yang tidak suka beretorika dan tak suka menebar masalah yang tidak dipahaminya,” tandasnya.

Halil Asyari sendiri memiliki kesempatan menjadi bupati setelah Bupati Pamekasan terjerat suap KPK.

Namun Halil enggan menggantikan posisi sebagai bupati. Ia beralasan lebih enak menjadi wakil bupati. Padahal ada sisa waktu delapan bulan untuk mengisi kekosongan bupati Pamekasan.

Kompas TV Budi adalah guru di SMA Torjun, Sampang, Madura, yang meninggal karena dianiaya muridnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com