Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Wanita Kuli Panggul dan Penyakit yang Mengintai

Kompas.com - 20/04/2018, 13:48 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com — Pekerja atau kuli panggul banyak ditemui di pasar-pasar tradisional. Mereka menggendong beragam barang dagangan dengan jumlah banyak dan berat.

Ada sayuran, beras, dan sebagainya. Mayoritas dari mereka adalah kaum wanita. Seperti di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah.

Tidak dimungkiri, pekerjaan itu dipilih demi memenuhi kebutuhan hidup. Mereka kerap mengabaikan kesehatan yang mengintai mengingat kondisi lingkungan pasar kurang bersih, sedangkan beban pekerjaan yang berat dari pagi hingga sore.

Kondisi tersebut mengetuk hati para siswa SMK Citra Medika Kota Magelang untuk mengadakan pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi para wanita kuli panggul di Pasar Rejowinangun, Jumat (20/4/2018).

Para siswa itu bekerja sama dengan tenaga medis Puskesmas Jurangombo.

(Baca juga: Kisah Zona Netral dan Kuli Panggul di Perbatasan Indonesia-Malaysia )

"Para buruh gendong/kuli panggul, yang kebanyakan wanita ini, kurang diperhatikan. Mereka harus bekerja berat di pasar dari pagi buta sampai sore hari. Kondisi tersebut membuat mereka rentan menderita banyak penyakit," kata Sri Haryani, pembina OSIS SMK Citra Medika.

Sri menyebut, pemeriksaan kesehatan tersebut meliputi pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, asam urat, dan lainnya.

Selain itu, para siswa membagikan bahan pokok dan susu kedelai. Kaum wanita dipilih karena sekaligus untuk menyambut Hari Kartini, 21 April.

Hasil pemeriksaan awal, kata Sri, mayoritas para wanita kuli panggul menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) dan kolesterol. Dua penyakit tersebut dikhawatirkan akan memicu penyakit lain yang lebih parah jika tidak segera ditangani.

"Kebanyakan mereka hipertensi dan kolesterol. Faktor penyebabnya bisa karena kelelahan, bekerja berat, dan kemungkinan pola makan yang tidak teratur," ucapnya.

(Baca juga: Cabuli 3 Bocah, Kuli Panggul Pasar Dihajar Warga)

Isah (50), salah seorang wanita kuli panggul, mengaku sudah lebih dari 30 tahun bekerja di Pasar Rejowinangun. Hal itu terpaksa dilakukan karena tidak memiliki keahlian lain untuk mencari uang guna memenuhi kebutuhan keluarga.

"Sejak saya jadi pengantin, belum punya anak, saya sudah kerja di sini. Jadi buruh, dibayarnya seikhlasnya. Kadang diberi Rp 5.000, Rp 10.000 sekali gendong," kisahnya.

Wanita asal Candimulyo, Kabupaten Magelang, itu sadar jika usianya semakin menua dan rentan terhadap penyakit. Sejauh ini jika merasa tidak enak badan hanya minum obat yang dibeli di warung atau memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.

Ibu satu putra itu pun mengaku senang ada kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis yang diselenggarakan para siswa SMK tersebut.

"Alhamdulillah, saya senang, sudah diperiksa tadi sama bu dokter. Semoga kegiatan seperti ini terus ada," katanya.

Kompas TV Di saat pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, seorang kuli panggul harus bergulat dengan berton-ton beras demi bertahan hidup.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com