Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kapal yang Saya Tumpangi Tidak Terbalik, Hanya Kehabisan Bahan Bakar"

Kompas.com - 19/04/2018, 17:23 WIB
Hadi Maulana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Basuki, salah satu TKI ilegal asal Cilacap, Jawa Tengah, berada dalam kapal yang mengalami kecelakaan di Perairan Batu Putih, Johor, Malaysia, Kamis (19/4/2018).

Basuki mengaku, perahu pancung yqng ditumpanginya sama sekali tidak mengalami kecelakaan. Namun perahu tersebut kehabisan bahan bakar.

"Bahan bakarnya habis saat kami tiba di perairan perbatasan Malaysia dan Indonesia. Anehnya saat mesin perahu mati, tekong dan ABK langsung melompat ke air. Karena panik, kami yang laki-laki ikut melompat ke air," kata Basuki.

Namun aksi itu ternyata tidak sia-sia, dengan sebagian penumpang melompat ke air, kondisi perahu pancung menjadi terkontrol dan aman.

(Baca juga : Penumpang Kapal yang Tenggelam di Batu Putih Ternyata Berjumlah 106 Orang dan TKI Ilegal )

"Hanya saja perahu dalam kondisi bocor, sehingga membuat kaum wanitanya berjibaku menguras air yang ada di dalam perahu tersebut hingga tetap kondisi kering," ungkapnya.

"Bahkan selama lebih kurang enam jam kami terombang-ambing di tengah laut menunggu bantuan," tambahnya.

Selama berada di tengah laut, Basuki beserta penumpang lainnya sempat ketakutan dan lemas. Karena selain kondisi gelap gulita, persediaan makanan dan minuman tidak tersedia.

"Kami sama sekali tidak kepikiran bakal terjadi hal seperti ini. Parahnya lagi tekong mengaku kalau dirinya tidak hapal rute jalan," sebut Basuki.

"Kejadiannya sekitar pukul 03.00 LT waktu setempat dan kami baru diselamatkan jam 9.00 LT. Lebih kurang 6 jam kami mengalami ketakutan dan kelemasan," tuturnya.

(Baca juga : Kapal dari Malaysia Tujuan Batam Karam di Batu Putih, 105 Penumpang Mengapung )

Ia bersama penumpang lainnya kemudian berangkat dari Pelabuhan Rakyat Kota Tinggi, Johor, Malaysia menuju Batam. Tujuannya untuk pulang kampung ke Cilacap. 

Namun, setibanya di Perairan Batu Putih, perahu pancung yang ditumpangi mereka kehabisan bahan bakar hingga mesin kapal mati.

"Saya terpaksa mengambil jalur ini, karena selain paspor sudah mati, jalur ini juga terbilang lebih cepat dan murah," jelasnya.

Untuk sampai tiba di kampung halamannya di Cilacap, dirinya hanya dikenakan 1.100 ringgit.

"Tergangtung jauh dekatnya daerah tujuan, ada juga yang sampai 1.500 ringgit. Namun ada juga yang hanya 800 ringgit karena balik ke Pekanbaru, Riau," ujarnya.

Khairun Ihsanuddin, TKI ilegal asal Lombok Timur menyatakan hal serupa. Ia dan ratusan penumpang lainnya merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja menggunakan visa jalan-jalan.

"Daerah kami bermacam-macam mulai dari Pekanbaru, Lombok Timur, Lombok Tengah, Cilacap, dan Flores," kata pria yang akrab disapa Udin ini.

Udin mengaku, keluarga di kampung belum mengetahui kejadian ini. Udin berharap bisa segera pulang ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga.

"Saya sangat bersyukur sekali bisa selamat dari insiden ini. Tidak bisa terpikirkan jika mengingat kejadian dini hari tadi. Bahkan saya sempat berpikir kami akan mati," tutupnya.

Kompas TV Korban hilang perahu tenggelam di Pulau Sapeken Sumenep Jawa Timur ditemukan meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com