Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu yang Meninggal di RSU Sidikalang Diduga karena Bidan Tak Berusaha Panggil Dokter

Kompas.com - 18/04/2018, 15:20 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

DAIRI, KOMPAS.com — Kematian Ramayana boru Sidauruk (38), perempuan yang hamil sembilan bulan kemudian meninggal bersama bayi di kandungannya di RSU Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, diduga akibat kelalaian petugas rumah sakit.

Sebab, bidan dan perawat yang menangani pasien warga Desa Lumbantoruan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, tersebut tidak berusaha memanggil dokter kandungan meski kondisi pasien sedang kritis saat hendak bersalin di ruang perawatan.

"Ada seorang bidan, tak tahu saya namanya, justru mengatakan tak ada dokter. Dia tak berusaha mengabari atau memanggil dokter saat istri saya sedang kritis," ungkap Tulus Sihombing (40), suami Ramayana, Rabu (18/4/2018) siang.

Bidan tersebut, terang Tulus, justru memintanya menandatangani surat yang isinya tidak dibacanya. Namun, intinya tidak akan menuntut di kemudian hari jika terjadi sesuatu seperti yang dialami istrinya, yaitu meninggal di rumah sakit.

Tulus mengaku menandatangani begitu saja asal istrinya bisa diselamatkan saat melahirkan. Namun, kondisi istrinya semakin lemah dan kekurangan tenaga untuk bisa melahirkan.

Oknum bidan tersebut kemudian meminta Tulus mencari mobil angkutan agar Ramayana dirujuk ke rumah sakit di Kabanjahe yang berjarak tempuh dua jam dari Sidikalang.

"Katanya tidak ada ambulans. Saya disuruh mencari mobil ke Kota Sidikalang agar bisa membawa istri saya ke rumah sakit Kabanjahe," ujarnya.

Baca juga: Mau Melahirkan tetapi Tak Ada Dokter, Seorang Ibu Meninggal di RSU Sidikalang

Pada saat itu, Tulus pun meninggalkan rumah sakit. Sementara istrinya ditemani ibunda Tulus, yakni boru Siahaan, yang ikut saat berangkat dari rumah mereka ke RSU Sidikalang yang berjarak 18 kilometer.

Karena situasi sudah malam, Tulus mengaku kesulitan mendapatkan mobil sewaan. Sekitar satu jam dia di luar, ibundanya menelepon dan memberi kabar bahwa Ramayana sudah meninggal.

"Saya dikabari ibu saya agar pulang ke rumah sakit karena istri saya meninggal sekitar pukul 09.00 malam lewat, tanpa sempat ditangani dokter," kata Tulus.

Sebelumnya, Tulus menyebut membawa istrinya ke RSU Sidikalang setelah dirujuk bidan desa mereka, R boru Sianturi. Alasan bidan membawa ke rumah sakit karena sesuai aturan, tidak lagi dibolehkan bersalin di rumah atau di puskemas pembantu (pustu).

"Bidan itu juga yang menemani kami hingga sampai ke RSU Sidikalang, bahkan mobilnya juga kami pakai," ucapnya.

Lebih jauh, Tulus menyebutkan, meski kecewa dengan petugas dan rumah sakit yang tak cepat menangani istrinya, dia tak akan menuntut apa pun.

"Saya kecewa, tetapi apa mau dikata, istri saya sudah meninggal," tuturnya.

Diketahui sebelumnya, Ramayana boru Sidauruk meninggal di RSU Sidikalang pada Minggu (15/4/2018) malam, kemudian dimakamkan pada Senin (16/4/2018) sore. Ramayana meninggalkan dua anak berusia 12 tahun dan 2,5 tahun.

Baca juga: Bayi Kembar 3 Lahir Prematur, Sang Kakak Alami Gangguan Napas

Kompas TV Sang bayi terlilit tali pusar ibunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com