Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geopark Ciletuh-Palabuhanratu Ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark

Kompas.com - 16/04/2018, 13:30 WIB
Reni Susanti

Editor

SUKABUMI, KOMPAS.com - Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Sukabumi resmi ditetapkan menjadi bagian dari jaringan geopark dunia atau Unesco Global Geopark (UGG). Ini merupakan sejarah baru bagi dunia pariwisata di Jawa Barat.

Kabar ini disampaikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) di acara Geopark Ciletuh-Palabuhanratu Fun Day Towards Unesco Global Geopark di Pantai Palangpang, Kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Minggu (15/4/2018).

Selain Ciletuh, Unesco mengesahkan 12 geopark dari 11 negara sebagai UGG. Pengesahan disampaikan dalam sidang Executive Board Unesco ke 204, Komisi Programme and External Relations, Kamis (12/4/18) di Paris, Perancis.

Aher mengaku mendapatkan kabar tersebut dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi, Budiman, selaku perwakilan Jawa Barat di sidang tersebut.

"Dua hari lalu kita dapat kabar dari Sidang Unesco di Paris, Perancis. Unesco sudah bersepakat menetapkan beberapa geopark di dunia. Dua di antaranya dari Indonesia yakni Geopark Ciletuh-Palabuhanratu dan Rinjani di NTB," tutur Aher dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (16/4/2018).

(Baca juga : Yuk, Berlibur ke Geopark Ciletuh!)

Proses penetapan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu menjadi jaringan geopark global Unesco (UGG) terbilang cepat. Biasanya proses yang ditempuh sepuluh tahun setelah penetapan geopark nasional.

"Tiga tahun lalu kita (Geopark Ciletuh-Palabuhanratu) ditetapkan sebagai Geopark Nasional oleh Pemerintah Pusat dan langsung kita ajukan ke Unesco sebagai UGG. Dan ternyata, alhamdulillah diterima," ungkap Aher.

Penyerahan sertifikat Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sebagai UGG akan dilakukan pada September 2018. "Keputusannya sudah ada, sertifikatnya akan diberikan secara bersama-sama di Portugal," tutur Aher.

Untuk menjaganya, Aher meminta komitmen semua pihak agar memelihara destinasi wisata yang telah ada. Terlebih syarat utama sebuah geopark internasional, yaitu pelestarian geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity.

"Kita harus terus pelihara kebersihannya, kelestarian alamnya. Dipelihara juga peninggalan-peninggalan geologinya, juga culture-nya," ajak Aher.

"Dan tentu infrastrukturnya terus diperbaiki, sarana-prasarana wisatanya terus dipenuhi," imbuhnya.

(Baca juga : Palabuhanratu Masuk Kawasan Geopark Ciletuh)

Untuk infrastruktur jalan penghubung Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Pemprov Jabar menggelontorkan Rp 96 miliar pada 2016 untuk ruas jalan dari pintu masuk Waluran ke geopark. Pada 2017 dibangun jalan dari pintu masuk Loji ke geopark sebesar Rp 217 miliar.

"Tahun ini kita membuat kawasan jalan dari arah pintu masuk Paltiga sebesar Rp90 Miliar. Termasuk pembangunan bandara di Sukabumi, karena salah satu syarat geopark internasional itu, harus ada bandara dekat geopark dengan jarak tempuh maksimal tiga jam perjalanan," tutur Aher.

Penataan kawasan geopark, kata Aher perlu ada landasan hukumnya. Untuk itu, Aher meminta Pemkab Sukabumi membuat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

"Penataan yang ideal itu harus ditata secara hukum. Karena itu, saya minta Pak Bupati untuk segera Kabupaten Sukabumi menetapkan RDTR sebagai penjabaran lebih lanjut dari Perda Rencana Umum Tata Ruang Wilayah," paparnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com