BANDUNG, KOMPAS.com - Para kontestan Pilkada Kota Bandung 2018 saling memaparkan masalah pokok di Kota Bandung dalam debat publik yang kedua di Hotel Holiday Inn, Jalan Pasteur, Minggu (15/4/2018) malam.
Menurut pasangan nomor urut 1, Nurul Arifin-Chairul Yaqin Hidayat, ada sejumlah persoalan krusial di Kota Bandung. Masalah krusial itu adalah pendidikan, kemacetan, kesehatan, dan ekonomi.
Secara umum, Nurul menawarkan solusi untuk meretas empat masalah tadi. Antara lain, pendidikan inklusi dan vokasional, menambah fasilitas rawat inap di Puskesmas, dan memfasilitasi satu ambulan satu kelurahan.
"Untuk kemacetan, program jangka panjang kolaborasi dengan kepala daerah Bandung Raya, dan untuk ekonomi berbasis digitalisasi dan new economy 'Balik Bandung'," tutur Nurul Arifin.
(Baca juga: Debat Kedua Pilkada Kota Bandung, Warga Boleh Tanya Langsung ke Calon)
Sementara, pasangan nomor urut 2, Yossi Irianto-Aries Supriatna, mengurai ada lima persoalan pokok di Kota Bandung, yaitu kemacetan, banjir, ketimpangan sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup.
"Paslon nomor 2 hadir untuk mengatasi banjir, bagaimana kaitan solusi pengelolaan banjir terpadu dari hulu ke hilir. Aktivasi sumur resapan dan embung-embung, sodetan dan tentu sumur retensi. Kita juga harus melakukan aktifasi revitalisasi sungai. Tak lupa memberikan edukasi masyarakat tidak buang sampah ke sungai," tutur Yossi.
Sedangkan, pasangan nomor urut 3, Oded M Danial-Yana Mulyana juga memaparkan pokok masalah di Bandung seperti kemacetan, kesenjangan ekonomi, pelayanan publik, dan tata kelola sampah.
(Baca juga: Debat Perdana Pilkada Kota Bandung Usung Tema "Lebih Dekat Lebih Akrab")
"Untuk macet kami akan sediakan angkutan massal yang nyaman dan terjangkau serta menata kantong parkir. Untuk banjir, kami membangun kolam retensi, revitalisasi sungai," ucap Oded.
"Kesenjangan ekonomi, kami akan mempermudah akses pekerjaan dan membuka lapangan usaha baru. Kami juga akan meningkatkan akuntabilitas pelayanan publik termasuk mempermudah prosesnya," kata dia.
Pada debat kali ini para kontestan belum bisa menjabarkan rincian masalah dan solusi detail yang diberikan lantaran keterbatasan waktu.