Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Ini Sulap Sampah Laut Jadi Siluet Kayu Ukir Wajah Jokowi hingga Habibie

Kompas.com - 15/04/2018, 19:27 WIB
Junaedi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Bagi kebanyakan orang, limbah laut seperti kayu atau ranting kayu yang terbawa arus sehingga memenuhi pesisir pantai adalah sampah yang tidak terpakai.

Namun di tangan Masud, pemuda warga jalan Pangiu, Lingkungan Ujung, Kelurahan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar ini, sampah-sampah laut yang memenuhi pesisir pantai tak jauh dari rumahnya itu adalah berkah. 

Melalui tangan terampilnya, ia mampu menyulap limbah kayu menjadi aneka karya kerajinan cantik, seperti siluet kayu ukir yang bernilai tinggi.

Ukiran siluet dari kayu ini dibentuk oleh Masud menjadi siluet wajah seseorang. Di dalam ruang galerinya, terdapat ukiran siluet Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, BJ Habibie, dan beberapa tokoh nasional lainnya.

"Membuat siluet ukir butuh waktu hingga satu hari, tergantung bentuknya," ujarnya, saat di temui ditempat kerjanya, Selasa (10/4/2018). 

Di tangan Pemuda kreatif ini sampah-sampah laut bisa disulap jadi aneka seni ukir siluet dan aneka kerajinan cantik dan manrikKOMPAS.Com Di tangan Pemuda kreatif ini sampah-sampah laut bisa disulap jadi aneka seni ukir siluet dan aneka kerajinan cantik dan manrik

Masud juga biasa membuat siluet wajah sesuai pesanan. Diana, salah satu warga Polewali mandar sengaja memesan siluet foto pernikahan dengan suaminya. Diana menilai karya seni siluet Masud unik dan menarik. 

“Bentuknya unik dan menarik, maka saya datang langsung dan memesan siluet foto pernikahan saya,” kata Diana.

Untuk memulai membuat siluet ukir, Masud akan membuat polanya terlebih dahulu. Kemudian bahannya diukur dan potong sesuai bentuk pola yang diinginkan. Setelah itu, bahan dihaluskan menggunakan ampelas dan diberi lem khusus. Kemudian, pola kayu tersebut direkatkan satu persatu sehingga menjadi gambar wajah. 

 

Untuk melahirkan beragam karya seni siluet dan aneka kerajinan cantik lainya, Masud tak perlu mengeluarkan modal besar karena bahan baku utamanya dengan mudah bisa didapatkan di sepanjang pesisir pantai.

 

 

Apalagi, rumah dan galeri seni milik Masud dekat dari pantai. Sementara bahan lainnya di pesan dari Makassar. 

Sampah-sampah laut yang berserakan di pesisir pantai itu kini memancing kreatifitas Masud melahirkan aneka kerajinan cantik yang belakangan cukup dimintai warga.

Masud juga membuat berbagai jenis kerajinan cantik seperti lampu hias, meja ukir, jam dinding, tempat air minum hingga dudukan ponsel.

Harga kerajinan maupun ukiran siluet bervariasi, mulai dari Rp 150 ribu rupiah hingga Rp 300 ribu rupiah. Semakin rumit membuatnya, semakin mahal harganya. 

Berkat mengumpulkan sampah kayu itu, Masud kini mampu meraup omzet hingga Rp 5 juta rupiah. Untuk saat ini, penjualan karya seninya ia pasarkan melalui sosial media. Pembeli juga bisa memesan langsung melalui akun facebook (posasi art) dengan nomor Handphone 081243599161 atau datang langsung ke galerinya.

Meski baru beberpa bulan dikelola dan dipublikasikan lewat media sosial, peminat ukiran siluet sudah banjir pesanan. Bukan hanya warga setempat saja, tetapi  sampai ke luar pulau Sulawesi, seperti Kalimantan, Jawa, Jogja dan Sumatera, bahkan hingga ke negeri jiran Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com