Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Musi Banyuasin "Sulap" Limbah Batok Kelapa Jadi Pengeras Karet

Kompas.com - 15/04/2018, 18:51 WIB
Aji YK Putra,
Bayu Galih

Tim Redaksi

MUSI BANYUASIN, KOMPAS.com - Kepulan asap terlihat membumbung tinggi di samping rumah warga di Desa Nusa Serasan, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Sesekali, mata akan terasa sakit dan napas begitu sesak ketika mendekati lokasi itu.

Meski demikian, tampak seorang pria dengan memakai topi dan mengenakan masker sebagai penutup mulut, berdiri sembari menjaga api tetap menyala untuk membakar habis batok kelapa di tumpukan yang sudah disiapkan dalam sebuah tungku besar.

Awalnya, tempat ini dikira sebagai pabrik pembuatan arang dari limbah batok kelapa. Ini mungkin juga disebabkan karena banyaknya tumpukan batok kelapa yang tersusun di rumah itu.

Namun, siapa sangka arang batok kelapa yang biasanya jadi bahan baku untuk memanggang, seperti kemplang atau ikan, ternyata bukan diperuntukkan untuk hal tersebut.

Arang dari batok kelapa itu, akan kembali menjalani proses untuk dijadikan bahan baku pengganti pengeras karet. Selama ini, umumnya para petani menggunakan zat kimia seperti air keras untuk membekukan karet.

(Baca juga: Usaha Pemuda 26 Tahun Asal Bandung Ini Beromzet Miliaran Rupiah Per Bulan)

Dalam prosesnya, limbah batok kelapa lebih dulu dikumpulkan. Selanjutnya batok kelapa itu dibakar di dalam tungku. Asap dari pembakaran itu kemudian disalurkan melalui air dingin hingga menghasilkan embun.

Dari tetesan embun itulah yang dikumpulkan dan diendapkan selama 21 hari hingga menghasilkan grade-3 untuk menjadi zat pembeku getah karet yang diberi nama Asap Cair Cap Ayam Jago.

Penemuan bahan baru pembeku karet itu pertama kali dilakukan oleh sekelompok warga Desa Nusa Serasan yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) dan kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat (UEM) Karya Utama.

Direktur BUMDes dan kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat (UEM) Karya Utama, Akhmad Fajari menjelaskan, setidaknya kelompok usaha masyarakat ini mampu memproduksi sebanyak 2.000 liter Asap Cair Cap Ayam Jago, dalam kurun waktu sebulan.

Dari 2.000 liter tersebut, setidaknya 40 kilogram limbah batok diperlukan. Seluruh batok kelapa itu didapatkan dari warga serta petani kelapa yang banyak tersebar di Kabupaten Musi Banyuasin.

"Temuan ini cukup membantu para petani kebun karet di Kabupaten Muba untuk meningkatkan perekonomian mereka,” kata Fajari, Minggu (15/4/2018).

(Baca juga: Fin Yourdan, Lepas Status Karyawan demi Bangun Usaha Perkayuan)

Produksi pembuatan asap cair inipun dilakukan oleh lima warga. Selain mampu digunakan untuk bahan baku pembeku karet, cairan asap Ayam Jago akan kembali diteliti untuk diperuntukan sebagai bahan pengawet makanan, olahan kosemetik, dan lain sebagainya.

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pun telah membantu temuan warga ini dengan menyiapkan anggaran belanja dan dana desa tahun 2017 sebesar RP 134 juta.

"Rencananya temuan ini akan dikembangkan lagi. Alhamdulillah Pemkab Muba sudah membantu. Kami juga mendapatkan bantuan permodalan dari Kementerian Pedesaan, Pembangunan Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes dan PDTT) sebesar Rp 50 Juta," ujar Fajari.

Olahan limbah batok kelapa itu ternyata menjadi produk yang akan dipromosikan ke Malaysia, mewakili Sumatera Selatan ajang Indonesia Archipelago Exhibition 2018 awal April 2018 ini. Selain limbah batok kelapa, Muba juga akan memerkan produk jenis makanan dari olahan singkong.

Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kabupaten Muba Beni Hernedi mengungkapkan, dengan adanya kreativitas warga Kabupaten Muba, tentu akan mendorong kemandirian masyarakat dan tidak tergantung APBD atau Dana Desa dari pusat.

"Seperti asap cair ini merupakan hasil produksi yang sangat inovatif dan ramah lingkungan. Produk asli Kabupaten Muba ini diharapkan bisa menyedot minat konsumen dari Malaysia," ucap Beni.

Usaha mandiri ini juga, diharapkan Beni bisa menjadi solusi dalam mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Muba Sumsel. Selain itu, usaha ini diharapkan bisa berkontribusi besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa.

Kompas TV Gitar yang diproduksi ada yang berbahan kayu jati, kayu maple, dan rosewood. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com