Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegaran Mulyono, Petugas Damkar yang Evakuasi Jasad Istrinya Sendiri

Kompas.com - 13/04/2018, 17:29 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com — Terpukul tapi harus tetap tegar. Begitulah perasaan yang dialami Mulyono, petugas pemadam kebakaran yang harus mengevakuasi istrinya sendiri, Sri Rahayu, saat kebakaran menimpa rumahnya di Kampung Tidar Campur, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah.

Wanita yang dicintainya itu meninggal dunia seketika. Tubuhnya terbakar dan tertindih reruntuhan rumah ketika musibah itu terjadi, Kamis (12/4/2018) lalu.

"Jujur saya terpukul, menyesal, tapi saya harus tegar dan ikhlas, semua dari Allah," ujar Mulyono ditemui Kompas.com seusai menerima kunjungan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di rumah duka, Jumat (13/4/2018).

Mulyono merupakan Wakil Komandan Regu UPTD Pemadam Kebakaran Kota Magelang. Saat musibah kebakaran itu terjadi, ia sedang menjalankan tugas piket di markas di Jalan Pahlawan, Kota Magelang.

Bapak dua putra itu sama sekali tidak menyangka bahwa panggilan darurat yang sampai di markas pagi itu berasal dari rumahnya sendiri. Dengan sekuat tenaga dan hati, Mulyono masuk ke rumah yang sudah sebagian hangus terbakar itu.

Baca juga: Kisah Petugas Pemadam Ikut Evakuasi Istrinya yang Tewas Saat Rumah Kebakaran

Seketika dia mendapati sesosok mayat wanita yang dia yakini adalah istrinya. Jasad itu dalam posisi telentang, badanya sudah tertindih reruntuhan dan lemari es yang meleleh.

"Saya langsung yakin itu istri saya. Saya kenal kakinya. Saya Langsung panggil teman-teman untuk mengevakuasi," kisah Mulyono.

Di mata Mulyono, istrinya adalah wanita yang ulet karena mau bekerja ikut membantu dirinya mencari nafkah. Sri rela berjualan apa saja, mulai dari bahan pokok, bensin, ataupun sate ayam yang disetor ke pedagang angkringan dan sekolah-sekolah.

"Apa saja yang bisa menghasilkan dia akan kerjakan. Kalau pagi kami berangkat beriringan (naik motor), sampai di pertigaan dekat rumah itu kami berpisah, saya ke arah kantor, dia ke arah pasar untuk belanja," kenang Mulyono.

Namun, pagi sebelum musibah, istrinya tidak mau ketika diajak berangkat bersama. Sri memintanya untuk berangkat dahulu, sementara Sri ingin memasak.

"Pagi itu saya diminta berangkat duluan, terus dia bilang mau masak dulu, ngerjain apa-apa karena siapa tahu laku," ceritanya.

Mulyono sudah hampir tiga tahun menjalani profesi sebagai pemadam kebakaran. Sudah tidak terhitung lagi berapa kali dirinya bertugas menangani musibah kebakaran, termasuk mengevakuasi para korbannya.

Peristiwa yang dialaminya ini menjadi motivasi Mulyono untuk lebih bersemangat menjalani tugas sebagai sukarelawan.

"Profesi ini adalah panggilan jiwa, saya senang membantu sesama. Kejadian ini justru menambah semangat saya agar jangan sampai kejadian serupa dialami orang lain," ungkapnya.

Mulyono berterima kasih kepada Pemerintah Kota Magelang yang telah memperhatikannya serta memberi bantuan. Terutama perhatian besar kepada dua putranya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, Alana Bernice Saputra (13) dan Alfian Dwi Naufal (7).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com