Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Titik Salju Ditemukan di Jalur Menuju Puncak Mahameru

Kompas.com - 12/04/2018, 16:03 WIB
Andi Hartik,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Sejumlah pendaki mendapati salju di jalur pendakian menuju Puncak Gunung Semeru atau yang dikenal dengan Puncak Mahameru, Jawa Timur, Rabu (11/4/2018) sekitar pukul 5.30 WIB.

Salju ditemukan di sejumlah titik di blok puncak bayangan, beberapa meter sebelum menggapai Puncak Mahameru dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).

Penampakan salju menyerupai jejak para pendaki. Menggumpal dan tersebar di bebatuan kerikil. Sebab, lokasi ditemukannya salju sudah berada di atas batas vegetasi, bahkan sudah mendekati puncak.

Polisi Hutan (Polhut) pada Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Susion memperkirakan cuaca saat itu mencapai 0 derajat atau bahkan minus sehingga memunculkan salju.

"Biasanya kalau musim kemarau dan kering muncul di beberapa titik frozen (salju) itu," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/4/2018).

(Baca juga : Merawat Ranupani Lereng Gunung Semeru dari Kepunahan )

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), John Kennedie mengatakan, cuaca di kawasan Gunung Semeru pada Rabu pagi memang sangat dingin.

"Info dari rekan-rekan di lapangan, kemarin kondisi cuaca sangat dingin, dan dari pendaki yang turun juga menyampaikan ada frozen (salju) di jalur pendakian," tuturnya.

Salju yang ditemukan di jalur pendakian menuju Puncak Gunung Semeru atau Puncak Mahameru pada Rabu (11/4/2018). Foto tersebut merupakan foto dokumen Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang didapat dari para pendaki.Dok Kepala TNBTS John Kennedie Salju yang ditemukan di jalur pendakian menuju Puncak Gunung Semeru atau Puncak Mahameru pada Rabu (11/4/2018). Foto tersebut merupakan foto dokumen Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang didapat dari para pendaki.
John mengungkapkan, salju biasanya muncul ketika musim pancaroba dari penghujan ke kemarau. Pada saat itu, cuaca bisa mencapai 0 derajat atau bahkan minus.

"Tidak terlalu sering, biasanya muncul bila kondisi cuaca mulai mendekati kemarau, sehingga suhu di atas sangat dingin," imbuhnya.

(Baca juga : Natal dan Tahun Baru, Pengelola Bromo Tengger Semeru Bagikan Kantong Plastik )

Ia mengimbau kepada para pendaki supaya lebih hati-hati dan membawa peralatan keamanan yang lengkap.

"Imbauan seperti biasa, menjaga selalu kesehatan dan membawa perlengkapan sesuai standar pendakian, serta bila fisik atau kesehatan tidak memungkikan tidak boleh dipaksakan melakukan pendakian," imbuhnya.

Sementara itu, petugas TNBTS sebenarnya sudah melarang pendaki untuk ke Puncak Mahameru demi keamanan. Pendaki hanya dibatasi sampai di Pos Kalimati, pos terakhir sebelum menuju puncak.

Namun sebagian pendaki tetap nekat untuk mengakhiri pendakiannya sampai ke Puncak Mahameru.

Kompas TV Lalu dari manakah sumber air utama kawasan Bromo? Simak dalam video berikut! 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com