Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pemerasan 3 Napi dengan Modus Sebar Video Bugil Diduga Ribuan Orang

Kompas.com - 11/04/2018, 22:05 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG,KOMPAS.com - Kapolrestabes Bandung, Kombes Hendro Pandowo menjelaskan, korban penyebaran video bugil yang dilakukan tiga narapidana Lapas Jelekong diduga mencapai ribuan orang. Mereka tersebar bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri.

Hendro mengatakan, saat ini pelaku sudah diamankan polisi. Mereka masing-masing berinisial ID alias mencos (25), JN Alias Ijam (30), dan FA alias Ape (29).

Korban dari para tersangka sendiri tak hanya di Jawa Barat dan Jakarta, tetapi juga tersebar di seluruh Indonesia, bahkan hingga negara lain.

"Dari hasil pemeriksaan mereka sudah melakukan aksinya selama dua tahun, korbannya semua perempuan dari seluruh Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Kediri, Surabaya, Jabar. Ada juga korbannya yang di luar negeri seperti di Arab Saudi," jelas Hendro di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Rabu (11/4/2018).

Menurutnya, kasus ini merupakan kejahatan IT yang harus diketahui masyarakat Indonesia dengan harapan tidak ada lagi korban lainnya.

"Ini kejahatan IT dengan menggunakan medsos dengan modus operandi yang harus diketahui oleh masyarakat Kota Bandung, bahkan seluruh warga RI," katanya.

Baca juga : 3 Napi Ini Bisa Bermain Medsos di Penjara dan Peras 89 Wanita

Dari ketiga tersangka yang merupakan napi Lapas Jelekong ini, polisi mengamankan sejumlah barang bukti enam unit ponsel yang di dalamnya berisi video dan foto 89 perempuan yang merupakan korban dari pemerasan tersebut.

"Analisa kita ada ribuan orang yang menjadi korbannya," katanya.

Meski begitu, Hendro berpesan kepada para korban agar tidak khawatir video dan fotonya tersebar. Sebab seluruh ponsel milik tersangka sudah disita pihak kepolisian.

"Wanita yang telah menjadi korban agar tenang karena HP para tersangka dengan no tersebut di atas yang berisikan foto dan video tanpa busana para korban sudah diamankan di Polrestabes Bandung," jelasnya.

Sebelumnya, polisi mengungkap kasus pemerasan yang dilakukan tiga napi Lapas Jelekong. Para pelaku beraksi dengan memancing para korbannya dengan akun fiktif di media sosial.

Mereka memasang foto dan status palsu demi menarik kaum hawa. Pemerasan itu pun dilakukan setelah para napi berhasil mendapatkan nomor kontak korbannya. Setelah intens berhubungan via chat, mereka pun merayu dengan mengajak korban menikah dan melakukan phone sex hingga video call tanpa busana.

Baca juga : Napi di Lapas Ambarawa Tewas Usai Tenggak Cairan Pembersih Lantai

Saat itu lah para napi merekam video korbannya tanpa busana, dan memeras korban dengan mengancam videonya akan disebarkan.

Hendro berharap, dengan adanya pengungkapan ini tidak ada lagi korban pemerasan yang dilakukan para napi.

Kompas TV Komisi Pemilihan Umum semakin mematangkan aturan yang melarang mantan narapidana korupsi mengikuti Pemilu Legislatif 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com