Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Jika Demokrat Kembali ke Pemerintahan, Ada Dua Hal yang Akan Dilaksanakan

Kompas.com - 09/04/2018, 17:26 WIB
Markus Yuwono,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai, jika Demokrat kembali memenangi Pemilu 2019 maka akan kembali ke pemerintah. Beberapa program sudah disiapkan untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan.

"Jika setelah Pemilu 2019 nanti Demokrat kembali ke pemerintahan, maka ada dua hal yang akan kita laksanakan. Pertama, semua kebijakan dan program pro rakyat yang telah kita lakukan dulu di era pemerintahan yang saya pimpin harus kita hidupkan kembali dan kita lanjutkan. Kita tingkatkan juga yang dilakukan Presiden Jokowi dalam masa pemerintahan beliau yang memang baik dan dirasakan oleh rakyat juga wajib kita lanjutkan," kata SBY.

Dia mengatakan hal itu dalam pelantikan kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) hingga Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di Yogyakarta di Jogja Expo Center (JEC), Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Senin (9/4/2018). 

"Tetapi, yang jelas, jika Demokrat kembali ke pemerintahan, bukan hanya melanjutkan yang sudah baik di era pemerintahan yang saya pimpin tadi atau era pemerintahan sekarang harus kita tambah lagi. Kita tingkatkan lagi agar rakyat kita makin sejahtera," tambah SBY.

Baca juga: Dengan UU Keistimewaan DIY, SBY Klaim Demokrat Sangat Perhatikan Yogyakarta

Untuk itulah, pihaknya melakukan lawatan ke sejumlah daerah untuk mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat. Setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY, rombongan keluarga SBY akan melaksanakan kunjungan ke Banten pada minggu depan.

"Setelah Jawa, kita akan melanjutkan lawatan, berkunjung ke saudara kita kader Demokrat di seluruh Indonesia. Untuk apa? Saya sebagai pemimpin partai, sekarang ini mantan presiden harus sungguh mengetahui dan memahami apa yang dirasakan oleh saudara kita rakyat Indonesia. Apa yang saya dapatkan dari lawatan ini. Kalau saya simpulkan dari hal-hal yang sudah baik, yang dulu waktu saya memimpin yang dihasilkan, dan sekarang Presiden Jokowi melanjutkan menambahkan lagi hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat kita," ucapnya.

SBY juga menyinggung pidato anak pertamanya yang juga Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, di Sentul, Jawa Barat, tanggal 11 Maret 2018.

"Partai Demokrat akan berjuang gigih, dan kalau berada di dalam pemerintahan akan melaksanakan sembilan strategi, sembilan kebijakan, sembilan solusi yang dulu dengan gamblang dijelaskan satu demi satu. Untuk apa? Untuk menjawab mengatasi segala persoalan yang saat ini dirasakan oleh rakyat. Itu tugas kita, itu misi kita," tutur SBY.

Ketika nantinya kembali ke pemerintahan, dirinya tidak akan mempersoalkan siapa yang akan menjabat presiden dan wakilnya.

"Jika berhasil dalam pemilu kembali ke pemerintahan, bersama partai lain tentunya, siapa pun presiden dan wakil presidennya, wajib hukumnya Demokrat dengan apa yang kita ketahui sekarang ini benar-benar menjalankan kebijakan untuk mereka semua," ujarnya.

Baca juga: Demokrat Genjot Elektabilitas AHY untuk Pilpres 2019

Target 15 persen suara nasional

Adapun Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Komandan Kogasma Pemenangan Pemilu Partai Demokrat mengatakan, Pemilu 2014 merupakan pil pahit bagi Demokrat karena hasilnya tidak sesuai dengan harapan.

Oleh karenanya, pada 2019, pihaknya mendorong agar partai bisa bangkit serta dapat memenangi pemilihan.

"Pil pahit pada 2014 dirasakan hingga lima tahun. Jadi di tahun depan, kita harus bangkit dan kembali meraih kejayaan dengan memenangkan pemilu. Untuk target, kita harus meraih suara 15 persen di tingkat nasional," kata Agus.

Untuk itulah diperlukan kerja keras seluruh elemen partai dari tingkat pusat hingga ranting harus bekerja keras dan menggunakan hati sehingga tercipta militansi yang dapat menjadi penyemangat dalam meraih kesuksesan.

"Kalau ingin menang, kita harus bekerja keras dan ikhlas karena setiap jerih payah yang kita lakukan akan bermanfaat dan menjadi pahala," seru Agus.

Baca juga: Demokrat Bantah Akan Nyatakan Dukungan ke Jokowi Bulan Ini

Kompas TV Beberapa petani merasa malu karena sebagai penyangga beras nasional, raskin yang dinikmati warga miskin justru kualitasnya buruk.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com