Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Gizi Buruk, Bocah 15 Tahun Ini Berat Badannya Hanya 6,7 Kg

Kompas.com - 09/04/2018, 15:44 WIB
Junaedi,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi


MAMASA, KOMPAS.com – Misar, bocah berusia lebih dari 15 tahun, berat badannya hanya 6,7 kilogram. Warga Dusun Kondo, Desa Sepang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, itu diduga menderita penyakit bawaan sejak lahir sehingga mengalami gizi buruk.

Karena alasan biaya dan jarak yang jauh ke pusat kesehatan hingga mencapai 60 kilometer ke Kota Mamasa, bocah malang ini tak pernah ditangani dokter ahli anak.

Kondisi kesehatan sang bocah yang hidup memprihatinkan ini kerap ditinggalkan ibunya, Farida (30), seorang diri di rumah karena harus bekerja mencari nafkah di kebun miliknya.

Pasien puskesmas bantu (pustu) Desa Sepang ini hanya bisa terbaring tak berdaya di tempat tidurnya.

Jangankan makan dan minum sendiri, membalikkan posisi badannya yang terbaring atau telungkup saja tak mampu.

Saat Misar ditinggalkan di ruang tamu rumahnya dalam posisi terbaring atau telungkup, ibunya menemui Misar saat pulang kerja siang hari dalam posisi yang sama.

Baca juga: Sempat Alami Gizi Buruk, Bayi Vania Kondisinya Membaik dan Dapat Perhatian Khusus Dinkes Batam

Semua kebutuhan hidupnya, seperti makan dan minum, mandi, serta buang air, membutuhkan bantuan orang lain atau ibunya.

Tak heran jika selama lebih dari 15 tahun, janda satu anak yang bercerai dari suaminya itu lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah mengurus anaknya ketimbang bekerja mencari nafkah.

Meski anaknya diduga menderita penyakit bawaan sehingga menderita gizi buruk sejak kecil, Farida tak pernah memeriksakan kondisi kesehatan anaknya ke dokter ahli. Sejak lahir hingga menderita gizi buruk sejak kecil, bocah ini hanya ditangani bidan pustu.

Farida beralasan, faktor biaya dan jarak fasilitas kesehatan dari dusunnya hingga mencapai lebih dari 60 kilometer ke Kota Mamasa membuat anaknya tak kunjung ditangani dokter ahli anak.

Suami Farida memilih pulang ke kampung halamannya di Barru, Sulawesi Selatan, sejak keduanya resmi bercerai lalu meninggalkan Farida dan anaknya yang belum bisa berbuat apa-apa.

Farida dan putra semata wayangnya ini tinggal di rumah panggung sederhana berukuran tak lebih dari 2,5 meter x 4 meter, hanya bersebelahan puluhan meter dengan rumah milik orangtuanya.

Baca juga: Sebulan, 3 Anak di Polewali Mandar Alami Gizi Buruk dan 1 Orang Meninggal

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, Farida harus bekerja membanting tulang mencari nafkah di kebun milik keluarganya.

Meski Farida mengaku anaknya tidak pernah ditangani dokter atau tim kesehatan pemerintah setempat, Kepala Puskesmas Messawa Kristian menyatakan, pihaknya telah melakukan upaya perawatan dan pemberian gizi kepada Misar.

Upaya itu berupa pemberian makanan tambahan, seperti biskuit. Namun, menurut Kristian, kendalanya adalah Mizar diduga menderita penyakit bawaan.

“Kendalanya, Mizar menderita penyakit bawaan sehingga mengalami kurang gizi,” kata Kristian.

Menurut Kristian, Mizar diduga mengalami kurang gizi.

Saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk mengupayakan pengobatan pasien tersebut dan agar dapat ditangani dokter ahli. 

Kompas TV Akses yang sulit salah satu penyebab banyak anak Asmat meninggal karena campak dan gizi buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com