Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sertifikat Tanah Gratis Maniskan Nasib Petani Kakao dan Nelayan

Kompas.com - 09/04/2018, 13:19 WIB
Kiki Andi Pati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Nelayan Wakatobi

Hal serupa dirasakan nelayan Desa Mola Nelayan Bakti, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Masra (45). Dengan program pemberian sertifikat tanah gratis dari pemerintah, dirinya dapat meningkatkan hasil tangkapannya.

Sertifikat tanahnya diagunkan ke bank untuk modal pembelian perahu dan mesin sebagai penunjangnya dalam mencari nafkah.

"Sebelum ada modal usaha, saya meminjam perahu nelayan lain dengan bagi hasil. Sejak ada sertifikatku dan saya pinjam uang di bank bisa beli perahu," ucapnya di Wakatobi, Minggu (8/4/2018).

Nelayan pencari ikan karang ini mengaku, awalnya merupakan nelayan pencari gurita yang dilakukan secara berkelompok. Namun hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Setelah mengantongi sertifikat tanah, penghasilannya meningkat.

"Produksi dalam satu bulan bisa 1 juta lebih, dulunya 500.000 saja sangat susah. Tangkapan juga hanya di karang Perairan Wakatobi," ungkapnya.

(Baca juga : Program Sertifikat Tanah Dinilai Dapat Menghindari Konflik Agraria )

Senada dengan itu, Asdin, salah satu pengumpul ikan mengaku sangat terbantu dengan program pemerintah sertifikat tanah gratis. 

"Sulit juga pencarian saya untuk beli ikan karena kurang modal toh. Tapi setelah dapat sertifikat bisa mi saya dapat modal Rp 30 juta, dulunya hanya Rp 2 juta ji," jelasnya.

Saat ini diakui Asdin, pendapatannya bertambah. Bahkan, setiap harinya bisa mencapai Rp 1 juta, dan dapat mencukupi kebutuhan keluarga serta menyekolahkan anaknya.

Begitupun Asruddin (27), salah seorang pedagang kosmetik di pasar Desa Mola Bajo Bahari. Sertifikat tanah gratis diagunkan di bank untuk menambah modal usaha. Pihak bank menyetujui pinjaman sebesar Rp 50 juta, untuk membangun kios kosmetiknya.

"Sudah tujuh mi kiosku ini, alhamdullilah setelah dapat sertifikat dan saya jadikan jaminan di bank sudah bisa mi menambah pendapat keluargaku," tuturnya.

Pria yang pernah mengadu nasib di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau ini menceritakan, dulunya ia hanya mengandalkan bentor roda tiga untuk mencari nafkah. Namun, hasilnya tidak cukup untuk kebutuhan keluarga.

"Saya ucapkan terima kepada Pak Presiden Jokowi yang telah membantu kami sebagai masyarakat kecil, jadi sertifikat kami urus tidak mengeluarkan biaya sepersen pun, gratis," tukasnya.

Sekretaris Desa Mola Nelayan Bakti, Derdi mengaku, ada sekitar 70 warga telah memiliki sertifikat tanah. Warganya dapat merasakan manfaat dari program sertifikat tanah gratis oleh pemerintah.

"Misalnya mereka yang kurang modal untuk berusaha, sekarang sudah bisa agunkan sertifikatnya di bank dan tidak dipersulit lagi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com