Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Terlambat 6 Jam Imbas Kecelakaan KA Sancaka, Penumpang Kecewa

Kompas.com - 09/04/2018, 12:20 WIB
Muhlis Al Alawi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com — Peristiwa kecelakaan kereta api Sancaka di Ngawi berimbas pada terlambatnya kedatangan dan keberangkatan jadwal kereta api di Stasiun Solo Balapan. Kereta Turangga tujuan Solo-Bandung terlambat berangkat hingga enam jam.

"Sesuai jadwal berangkat Minggu, 8 April 2018 pukul 20.32. Kereta baru berangkat Senin (9/4/2018) pukul 02.30 atau enam jam terlambat," kata Eko Wibowo, salah satu penumpang kereta Turangga kepada Kompas.com, Senin (9/4/2018).

Eko yang merasa diterlantarkan mengaku, pemberitahuan kereta api datang terlambat baru disampaikan melalui pesan pendek oleh PT KAI pada pukul 20.07. Saat itu, dirinya sudah sampai di stasiun.

Bagi Eko, kondisi ini merugikan pelanggan KAI. Sebab penumpang diterlantarkan tanpa ada kompensasi apapun. Kondisi itu berbeda bila keterlambatan terjadi pada jadwal pesawat terbang.

"Ini sangat merugikan pelanggan KAI, penumpang diterlantarkan tanpa ada kompensasi apapun dari KAI," ucap Eko.

(Baca juga : Kecelakaan KA Sancaka di Ngawi, Kedatangan Kereta Terlambat 5-10 Jam)

"Jika dianalogikan sama dengan pesawat, harusnya KAI sudah memberikan snack, makan, bahkan uang cashback untuk mengobati kekecewaan tersebut. Meskipun sebenarnya customer tetap saja kecewa karena waktu lebih berharga," ungkap Eko.

Ia berharap, jika nanti suatu saat ada kejadian serupa, ada solusi dari KAI dan pelanggan mendapatkan kompensasi yang dirasa setimpal.

Tak hanya dirinya, Eko menyatakan banyak penumpang yang bernasib serupa. Pasalnya, hampir semua jadwal kereta api mengalami keterlambatan.

Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto yang dikonfirmasi terkait keterlambatan kereta menyatakan, saat ini masih dalam proses pemulihan. "Ini proses pemulihan. Kalau sekarang sudah normal khususnya untuk Sancaka," jelas Eko. 

Kompas TV Dari 12 gerbong yang tergelincir, delapan di antaranya telah dapat dipindahkan dari lokasi kejadian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com