Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesantren Persis Rancabango Dilanda Banjir, Air Menggenangi Rumah Guru

Kompas.com - 08/04/2018, 07:18 WIB
Ari Maulana Karang,
Bayu Galih

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis) Rancabango 99 di Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, yang dipimpin Ketua Umum PP Persis KH Aceng Zakaria diterjang banjir, Sabtu (7/4/2018) malam.

Banjir terjadi akibat luapan Sungai Ciojar dan Sungai Cikendi. Akibatnya, hampir seluruh bagian komplek pesantren tersebut tergenang air dengan kedalaman rata-rata 40 sentimeter.

Paling parah, genangan air terjadi di perumahan para guru yang ada di bagian komplek pesantren. Di lokasi itu, ketinggian air mencapai kurang lebih 1 meter.

Kepala Seksi Penyelamatan Non-kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran Garut, Tubagus Agus Sofyan mengungkapkan, banjir terjadi akibat curah hujan tinggi di luar kebiasaan, selama kurang lebih tiga jam.

(Baca juga: Dua Orang Terseret Banjir Bandang di Banyumas Raya)

Sofyan mengakui, banjir serupa juga pernah terjadi pada 2017 lalu. Namun, banjir kali ini masih terbilang tidak parah dibandingkan tahun lalu, di mana ketinggian air cukup tinggi karena tembok pembatas sungai dan komplek pesantren ada yang jebol.

"Tahun lalu lebih parah dari banjir sekarang. Sekarang tidak sampai menggenangi asrama santri, tapi ada tujuh rumah ustaz yang tergenang sampai 1 meter," kata Sofyan, saat ditemui di lokasi, Sabtu (7/4/2018) malam.

Sofyan menyampaikan, sejak Sabtu sore Garut memang diguyur hujan yang cukup deras. Air mulai terlihat naik di Pesantren Persis setelah Maghrib.

Pihak pemadam kebakaran pun menurunkan satu unit mobil pemadam untuk menyedot air yang menggenangi kawasan pesantren.

"Kami sudah lakukan penyedotan. Mudah-mudahan di kawasan hulu sungainya hujan sudah reda, jadi air bisa cepat turun," kata Sofyan.

Lapangan yang ada di sekolah di lingkungan Pesantren Persis 99 Rancabango Garut, Jawa Barat, digenangi air luapan Sungai Ciojar, Sabtu (7/4/2018) malamKOMPAS.com/ARI MAULANA KARANG Lapangan yang ada di sekolah di lingkungan Pesantren Persis 99 Rancabango Garut, Jawa Barat, digenangi air luapan Sungai Ciojar, Sabtu (7/4/2018) malam
Iwan Wahyudin, salah satu staf pengajar di Pesantren Persis 99 Rancabango mengakui, banjir kali ini memang tidak separah banjir tahun lalu. Namun, bagi para guru yang tinggal di perumahan guru, tetap saja rumah mereka terendam.

"Saya tinggal di perumahan guru, baru tinggal lagi setelah sempat pindah karena banjir tahun lalu," kata Iwan.

(Baca juga: Hujan Sejak Semalam, Empat Kecamatan di Sukabumi Terkena Banjir)

Iwan mengakui bahwa banjir-banjir kecil sebenarnya sudah sering terjadi di lingkungan pesantren tempatnya mengajar. Namun, yang terbilang besar baru dua kali terjadi, yaitu pada 2017 dan saat ini.

"Dari pengamatan saya, ini terjadi karena perubahan fungsi kawasan di hulu dan aliran Sungai Ciojar dan Sungai Cikendi, ada yang dijadikan perumahan, ada penyempitan alur sungai," kata ustaz yang sudah mengajar selama 22 tahun di pesantren itu.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Sabtu (7/4/2018) malam hingga pukul 22.30 WIB, genangan air yang menggenangi kawasan pondok pesantren mulai surut setelah disedot oleh mobil pemadam kebakaran. Selain itu, hujan pun telah berangaur-angsur reda.

Sejumlah pengurus pesantren pun tampak terus memantau ketinggian air dan mengontrol asrama santri, baik putra maupun putri.

Selain menggenangi kawasan Pesantren Persis 99 Rancabango, luapan Sungai Ciojar juga menggenangi sejumlah jalan yang tidak jauh dari aliran sungai, seperti Jalan Desa Rancabango dan Jalan Otista, tepat di depan Toserba Aladin.

Meski tidak tinggi, air yang mengalir dengan deras cukup membahayakan para pengguna jalan, terutama pengguna sepeda motor yang bisa saja terseret arus air.

Aparat kepolisian dan warga sekitar pun, melakukan penjagaan di jalan yang tergenang. Arus kendaraan ke arah Bandung dari Garut Kota sempat dialihkan ke Jalan Cipanas Baru dari pertigaan jalan Desa Rancabango, untuk menghindari kawasan jalan Otista yang tergenang.

Sementara, arus kendaraan dari arah sebaliknya masih bisa melintasi Jalan Otista.

Kompas TV Keempat korban ditemukan berjarak 1 sampai 10 kilometer dari lokasi kejadian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com