PAMEKASAN, KOMPAS.com - Seorang bayi di Dusun Koberung, Desa Jarin, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur lahir dalam keadaan tanpa anus.
Bayi yang yang belum diberi nama ini dirawat di ruang neonatus RSUD dr Slamet Martodirdjo, Pamekasan. Karena tak memiliki anus, bayi ini harus mengeluarkan kotoran dari mulutnya melalui selang.
Abdurrahman, ayah bayi malang ini, mengatakan bahwa ia tak menyangka anaknya lahir tanpa anus. Bayi itu lahir pada Minggu (1/4/2018) melalui operasi sesar di rumah sakit swasta di Pamekasan.
Setelah diberi tahu oleh perawat rumah sakit mengenai kondisi bayinya, Abdurrahman terkejut bercampur bingung.
"Saya kebingungan karena harus merawat istri dan anak saya yang tanpa anus," ujar Abdurrahman saat ditemui Kompas.com, Jumat (6/4/2018).
Baca juga : Terlahir Tanpa Anus dan Kaki Kiri, Bayi Iqbal Awalnya Akan Dikirim ke Panti
Pria yang sehari-hari jadi buruh angkut garam ini menyatakan, dokter menyarankan agar anaknya dioperasi sehingga kondisinya normal seperti bayi lainnya. Operasi tersebut harus dilakukan di Surabaya karena di Pamekasan tidak ada dokter yang bisa menangani.
"Empat hari dirawat di rumah sakit swasta melalui BPJS. Namun, karena tidak ada rujukan untuk dioperasi ke Surabaya, saya bawa pulang. Selain itu karena menunggu di rumah sakit dengan wira-wirinya saya tidak punya biaya," ujar Abdurrahman.
Sehari setelah dari rumah sakit, kondisi bayi melemah. Perutnya membuncit sehingga dibawa ke rumah sakit lagi setelah disarankan demikian oleh bidan di desa setempat.
Meskipun tak punya biaya, Abdurrahman nekat membawa anaknya ke rumah sakit. Sementara itu, Suhatiyah, istrinya, tinggal di rumah karena harus menjalani masa penyembuhan pasca-operasi sesar.
"Saya cari utangan dulu sebelum ke rumah sakit, yang penting anak saya selamat," ucap dia.
Baca juga : Meski Dekat dari Kantor Pemkot Depok, Bayi Tanpa Anus Ini Belum Tersentuh Bantuan
Sayangnya, rumah sakit yang menjadi rujukan di Surabaya tersebut belum bisa menerima bayi Abdurrahman karena ruangan penuh. Abdurrahman pun harus menunggu.
"Biaya hidup selama menunggu ini yang saya bingung. Apalagi nanti kalau sudah di Surabaya. Kalau biaya anak saya di rumah sakit sudah ada karena ikut asuransi BPJS," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.