Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Viral, Video Bocah TK Naik Motor dan Menangis Saat Ditilang Polisi

Kompas.com - 05/04/2018, 15:10 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

SAMPANG, KOMPAS.com — Seorang bocah di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, viral di berbagai media sosial setelah dicegat polisi lantaran mengendarai motor mini di jalan raya kota Sampang. Kabar yang beredar, anak tersebut ditilang polisi sampai menangis.

Beberapa informasi pada video tersebut memang mengandung kebenaran, namun perlu diluruskan untuk beberapa fakta tambahan. 


Informasi yang beredar

Di media sosial, terutama Youtube, video tersebut beredar dan diunggah beberapa kali oleh akun yang berbeda. Akun Ivan Arjam46 di Youtube mengunggah ulang video yang menggambarkan proses pencegatan bocah tersebut oleh polisi.

Anak tersebut tampak menangis setelah dihentikan polisi. Video pencegatan oleh polisi bisa dilihat di bawah ini:

Akun lain di Youtube, yaitu Abdul Karim, mengunggah versi lain yang manggambarkan bagaimana dua bocah tersebut berboncengan sepeda motor. Videonya bisa dilihat di bawah ini:

 

Penelusuran dan verifikasi

Kompas.com menelusuri kejadian tersebut langsung ke pihak Polres Sampang. Bocah ini diketahui bernama Restu berusia 5 tahun, anak pertama dari pasangan suami istri Rizki dan Vita.

Restu memboncengkan temannya saat mengelilingi kota. Restu memakai helm, sementara temannya tanpa helm. Tiba di Jalan Trunojoyo, Sampang, dua bocah ini dicegat polantas.

Setelah ditanya, Restu mengaku ingin ke rumah sepupunya. Namun, saat motornya mau dinaikkan ke mobil patroli polisi, dia langsung menangis kebingungan.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Sampang Ajun Komisaris Polisi Musa Bachtiar kepada Kompas.com menceritakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (4/4/2018) sore saat polantas memantau lalu lintas di dalam kota. Tiba-tiba ada bocah naik motor mini berboncengan di jalan raya. Keduanya kemudian dicegat.

"Petugas kemarin mencegat dan ingin motornya dinaikkan ke atas mobil patroli. Karena dikira mau disita, langsung anaknya menangis," ujar Musa Bachtiar, Kamis (5/4/2018).

Karena menangis, bocah pemilik motor itu kemudian diantar pulang ke rumahnya di Jalan Diponegoro. Bocah itu kebetulan dicari keluarganya. Sebab, biasanya hanya naik motor di halaman rumahnya.

"Setelah diantar ke rumahnya, tantenya bingung karena sudah diantar polisi," imbuh Musa.

Bocah itu tinggal bersama kakek dan neneknya. Sebab, kedua orangtuanya bekerja di Surabaya. Polisi meminta pihak keluarga agar bocah itu diawasi dan diarahkan. Sebab, bocah tersebut memiliki keberanian dan ketangkasan menaiki motor.

"Kalau anaknya suka naik motor, diarahkan saja agar jadi pebalap. Ternyata ayah dan sepupu bocah yang hendak ditemui saat naik motor sama-sama pebalap motor. Makanya, saya minta agar anak itu tinggal diarahkan," ucapnya.

Kebetulan saat Musa mendatangi lagi rumah keluarga bocah tersebut bersama dengan Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sampang. Bocah itu sekalian diajak bergabung dengan IMI mengikuti pembinaan calon-calon pebalap cilik di Kabupaten Sampang.

"Kalau anaknya ada potensi jadi pebalap motor sekalian difasilitasi. Jangan naik motor di jalan raya karena sangat membahayakan bagi dirinya sendiri dan pengendara lainnya," kata Musa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com