Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Siswa SMKN di Ogan Ilir Berjalan Kaki Tembus Banjir demi Ikuti UNBK

Kompas.com - 05/04/2018, 11:50 WIB
Amriza Nursatria,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

INDRALAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 105 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Pemulutan Ogan Ilir, Sumatera Selatan, harus berjalan kaki menembus banjir sedalam 40 cm untuk sampai ke sekolah mereka guna mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Kondisi ini sudah berlangsung sejak hari pertama ujian pada Senin lalu hingga Kamis (5/4/2018) ini.

Sekolah yang lokasinya tidak jauh dari gerbang tol Palindra Palembang di Pemulutan itu menjadi langganan banjir hampir setiap tahun.

Untuk sampai ke ruang ujian, siswa laki-laki ataupun perempuan harus melepas sepatu dan berjalan kaki menembus banjir yang merendam sekolah mereka.

Siswa yang semuanya duduk di kelas 12 itu tak mempunyai pilihan karena saat ini sedang mengikuti pelaksanaan UNBK. 

Baca juga: Jaringan Server Macet, UNBK di Polewali Mandar Molor hingga 1,5 Jam

Pihak sekolah sebenarnya menyediakan rakit dari bambu, tetapi rakit tersebut lebih banyak digunakan oleh para guru dan pengawas ujian, sedangkan siswa lebih memilih berjaan menembus banjir karena mereka ingin cepat tiba di ruang ujian.

Iin Safitri, seorang siswa, mengatakan, meski tidak terlalu dalam, tetapi banjir itu cukup mengganggu dirinya dalam mengikuti ujian. Sebab, dia harus membuka sepatu dan berjalan menembus rendaman banjir.

“Cukup mengganggu, Kak, sebab harus membuka sepatu dulu setiap hendak masuk lokasi sekolah. Padahal, kita harus tetap menjaga konsentrasi untuk menjawab soal ujian,” kata Iin.

Sedangkan Salistina, seorang guru di sekolah tersebut, mengatakan, banjir ini terjadi setiap tahun dan kali ini cukup dalam.

Ia berharap pihak pemerintah dan anggota DPRD Ogan Ilir Dapil Pemulutan berupaya untuk menimbun tanah sekolah atau membuatkan jalan yang lebih tinggi sehingga mereka tidak kesulitan lagi saat sedang banjir.

“Ini banjir dua tahunan dan lebih dalam dibanding banjir biasanya. Untuk memudahkan guru dan siswa mencapai sekolah, pihak sekolah menyediakan rakit,” ujar Salistina.

Baca juga: Tersandung Kasus Kriminal, Dua Siswa SMK Ikuti UNBK dengan Dikawal Polisi

Sedangkan Kepala Sekolah SMKN 1 Pemulutan Kopli mengatakan, pelaksanaan UNBK secara umum tidak terganggu meski sejumlah siswa harus melintasi banjir untuk mencapai sekolah.

Namun, Kopli berharap jalan masuk sekolah bisa ditinggikan supaya siswa dan guru tidak kesulitan mencapai sekolah saat banjir.

“Kemarin kami sudah mengajukan permohonan bantuan kepada pihak Waskita Karya (selaku pelaksana pembangunan jalan tol di Ogan Ilir) untuk melakukan penimbunan jalan menuju sekolah agar tidak lagu terendam banjir. Namun, jawaban mereka masih menunggu persetujuan dari Jakarta,” ucap Kopli.

Sementara dari pantauan, banjir yang merendam wilayah Ogan Ilir masih cukup tinggi, terutama di daerah Kecamatan Pemulutan dan Indralaya Selatan.

Meski demikian, di beberapa titik seperti jalan menuju kompleks perkantoran Pemkab Ogan Ilir Tanjung Senai mulai surut. 

Kompas TV Kendala teknis mewarnai pelaksanaan UNBK tahun ini. Beberapa sekolah masih menemui sejumlah kendala teknis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com