Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"SBY Sekarang Bukan Presiden Republik Indonesia Lagi, Cuma Pensiunan Presiden"

Kompas.com - 03/04/2018, 18:03 WIB
Hamzah Arfah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com – Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama rombongan berkunjung ke Lamongan, Jawa Timur, Selasa (3/4/2018). Tepatnya di Desa Sungegeneng, Kecamatan Sekaran, Lamongan.

Selain menghadiri acara panen padi secara simbolis bersama jajaran pengurus Partai Demokrat dan bupati Lamongan, SBY juga bertemu dengan kader Partai Demokrat di Desa Sungegeneng.

SBY juga sempat meluruskan ucapan protokoler dalam agenda tersebut, yang sempat menyebut dirinya sebagai Presiden keenam Republik Indonesia, meski sejatinya, dia pernah menjabat sebagai presiden dua periode, yakni pada 2004/2009 dan 2009/2014.

“Tetapi yang jelas, SBY sekarang bukan Presiden Republik Indonesia lagi, cuma pensiunan presiden, presidennya sekarang Pak Jokowi (Joko Widodo),” tutur SBY dalam pidatonya di hadapan kader Partai Demokrat yang hadir di Lapangan Desa Sungegeneng, Selasa (3/4/2014).

Baca juga : SBY: Saya 5 Tahun Jadi Menteri, 10 Tahun Presiden, Mengerti Aturan Kampanye...

SBY memang sengaja mengagendakan kunjungan ke beberapa kota/kabupaten di Jawa Timur, termasuk Lamongan, guna bertemu dengan para kader Partai Demokrat. Acara tersebut juga dikemas dengan sesi tanya jawab yang diharapkan mampu menjadi wadah serap aspirasi.

“Tidak mungkin kita bisa mendapatkan solusi, memberikan jawaban, kebijakannya tepat, programnya tepat, kalau tidak mengerti apa kebutuhan rakyat, kalau tidak mengerti apa persoalan yang dihadapi oleh rakyat, baik ekonominya, kesejahteraanya, penegakan hukum dan keadilannya,” kata dia.

“Oleh karena itulah, karena saya pernah memimpin Indonesia 10 tahun, maka insya Allah kalau Demokrat kembali ke pemerintahan, dengan izin Allah harapan dan persolan yang dihadapi rakyat, aspirasi rakyat, akan dipenuhi setelah Pemilu Tahun 2019 nanti,” lanjut SBY.

SBY juga menyadari bahwa dirinya sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden. Namun ia menyatakan, bila ada dari kader Partai Demokrat yang kini menjabat gubernur, bupati, maupun wakilnya, serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang ada di pusat maupun daerah, mereka siap berupaya menyalurkan aspirasi masyarakat kepada pemerintah saat ini.

“Kalau sekarang, Demokrat tidak berada di pemerintahan pusat. Tapi di pemerintahan daerah, yang menjadi gubernur atau wakil gubernur ada, jadi bupati atau wakilnya ada, yang jadi wali kota atau wakilnya ada, dan juga yang ada di DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten dan kota ada, bahkan banyak. Melalui itu harapan rakyat, kesulitan rakyat itu akan dijawab, dicarikan solusi, dan diciptakan program yang tepat,” ucap dia.

Baca juga : Awal April, SBY-AHY Keliling Jateng untuk Menangkan Ganjar-Yasin

“Oleh karena itu, yang bapak sampaikan, harapan saya sampai di telinga Pak Jokowi, kemudian memperhatikan dan memberikan solusi supaya kesejahteraan masyarakat meningkat,” pungkasnya.

Kompas TV SBY menepis isu dirinya menyodorkan nama AHY sebagai cawapres bagi Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com