Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

52 Jenis Jajanan Anak di Magelang Mengandung Formalin dan Rhodamin B

Kompas.com - 02/04/2018, 21:16 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Magelang, Jawa Tengah, melakukan uji sampel terhadap makanan atau jajanan anak yang dijual di kantin beberapa sekolah dan pedagang keliling.

Hasilnya diketahui bahwa dari 300 sampel yang diuji, 17 persen di antaranya atau sekitar 52 jenis jajanan mengandung bahan berbahaya berupa formalin dan rhodamin B.

Kepala Seksi Farmamin (Farmasi, Makanan, Minuman) dan Alat Kesehatan (Alkes) Dinas Kesehatan Kota Magelang, Dumaria menjelaskan, sampel jajanan itu diuji oleh tim Dinas Kesehatan, Puskesmas, Sanitarian, Laboratorium Kesehatan Kota Magelang. 

"Dari 300 sampel Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) yang kami uji, 52 diantaranya atau 17 persen mengandung formalin dan rodamin B. Dua zat ini tergolong zat berbahaya jika dikonsumsi terus menerus," jelas Dumaria.

(Baca juga : Pasca-temuan Cacing, Pabrik Stop Produksi Ikan Makarel Kaleng )

Dumaria memaparkan, uji sampel yang dilakukan sejak awal Maret 2018 itu dilakukan di 77 kantin Sekolah Dasar (SD), 23 kantin Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 37 jajanan yang dijual keliling di wilayah Kota Magelang.

Adapun makanan yang mengandung formalin antara lain sate bakso, cilok, sate usus, usus goreng, sate hati, mie gulung, mie kuning, mie kopyok, sosis, roti bakar, donat, pisang keju, omelet.

"Sedangkan jajanan yang mengandung rhodamin b antara lain sirup, es lilin, sosis, tempura, susu kedelai, lapis, jenang mutiara," urainya.

Lebih lanjut, dua zat tersebut jika dikonsumsi jangka panjang akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Formalin merupakan zat kimia yang biasa dipakai untuk mengawetkan makanan, sedangkam rodamin B adalah zat pewarna tekstil.

"Kalau anak-anak sering makan makanan yang mengandung formalin bisa mengalami gangguan proses pertumbuhan. Sedangkan konsumsi makanan mengandung rhodamin bisa mengakibatkan gangguan konsentrasi, sulit tidur, hiperaktif, dan iritasi saluran pencernaan, gangguan fungsi hati/kanker hati," paparnya.

(Baca juga : Pakar: Cacing dalam Ikan Makarel Tidak Setiap Saat Terjadi )

Sebagai langkah antisipatif, pihaknya memasang stiker di kantin dan sejumlah gerobak milik penjual jajanan keliling sebagai tanda makanan yang dijual layak konsumsi dan lolos tes uji bahan berbahaya.

"Saya mengajak Dinas Pendidikan untuk lebih menyeleksi jajanan anak yang bisa masuk di kantin sekolah. Kami juga mengawasi para penjual, termasuk memberikan tanda atau stiker kepada pedagang keliling yang sudah lolos uji, sehingga masyarakat bisa tahu mana jajanan yang aman dan tidak untuk dikonsumsi," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Keliling Sekolah Sidomulyo Kota Magelang, Hardiman mengaku rutin menggelar pertemuan setiap satu bulan sekali untuk membahas penjualan jajanan keliling.

"Kita sering menyampaikan kepada para pedagang, kalau mau membuat dan menjual makanan untuk orang lain, harus yang baik. Tapi terkadang ada yang memang hanya demi mencari untung yang lebih kemudian menggunakan bahan berbahaya," kata Hardiman.

Paguyuban sendiri, menurutnya, tidak bisa mengawasi satu per satu pedagang. Dia pun tidak sepenuhnya menyalahkan para pedagang, karena banyak bahan dasar pembuatan jajanan yang sudah mengandung bahan berbahaya sejak dari pabriknya.

"Dari kita sudah berusaha menjual jajanan yang layak konsumsi, tapi dari pihak ketiganya yang menggunakan bahan berbahaya. Contohnya mie, bawang, dan lainnya," tandas Hardiman. 

Kompas TV Selain melaporkan kepada BB-POM, hasil temuan ini ditindaklanjuti dengan menarik semua produk ikan kalengan yang ditengarai mengandung cacing parasit.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com