BANYUWANGI, KOMPAS.com — Setelah ditemukannya cacing di dalam produk ikan makarel, CV Pasific Harvest memilih untuk menghentikan produksi ikan makarel. Akibatnya, ribuan buruh tidak bekerja hampir lima hari terakhir ini.
Manajer Produksi PT Pasific Harvest Ronny Fajar Laksana, kepada Kompas.com, Sabtu (31/3/2018), ada sekitar 3.000 orang yang bekerja di pabrik yang berada di Kecamatan Muncar tersebut.
"Sekarang yang bekerja hanya 10 persen atau sekitar 300 pekerja tetap. Yang lainnya ya kami liburkan dulu setelah kami medapatkan surat edaran terkait temuan tersebut," ujar Ronny.
Produksi yang saat ini dilakukan hanya untuk menghabiskan stok ikan sarden yang ada, sementara untuk ikan makarel sudah tidak lagi dilakukan.
Selain itu, pihaknya juga menghentikan pembelian ikan beku dari luar negeri sehingga otomatis mereka akan berhenti produksi sementara hingga ada keputusan dari yang berwenang.
Baca juga: CV Pasific Harvest Jelaskan Temuan Cacing dalam Produk Ikan Makarel Kalengnya
Selama ini, Ronny mengatakan, ikan yang diproses adalah ikan impor dari luar negeri, yaitu dari China dan Jepang. Mereka terpaksa menggunakan ikan impor beku karena kesulitan mendapatkan ikan dari dalam negeri sebagai bahan utama.
"Jika ada ikan dari dalam negeri, kami tidak perlu impor lagi. Lebih baik menggunakan ikan langsung dari Indonesia. Tapi kami kesulitan untuk mendapatkannya," katanya.
Baca juga: Adanya Cacing pada Ikan Makarel Kalengan Bisa Dicek dari Tanggal Produksi
Rata-rata per bulan CV Pasific Harvest impor bahan baku ikan beku 500 ton baik jenis ikan sarden ataupun ikan makarel. Setelah diproses, ikan dalam kaleng tersebut akan dikirim ke luar negeri, antara lain wilayah Afrika, Eropa Timur, Asia Tenggara, dan negara di Timur Tengah.
"Hampir 60 persen produk yang kami produksi adalah untuk kebutuhan luar negeri," pungkas Ronny.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.