Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Lain Suami Istri Lansia Selain Antar Anaknya yang "Down Syndrome" dengan Ontel ke SLB

Kompas.com - 01/04/2018, 07:13 WIB
Dani Julius Zebua,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Suami istri berusia lanjut usia (lansia), Hernowo (60) dan Kamilah (61), warga Dusun Anjir, Kelurahan Hargorejo, Kecamatan Kokap di Kulon Progo, Yogyakarta, ini tidak hanya rajin mengantar sekolah Wahyu Heri Setiyawan (13) yang menderita tunagrahita (down syndrome). Mereka rupanya tidak berhenti bekerja keras sepanjang hari.

Karsih Winarti, sepupu dari Hernowo, menyaksikan bagaimana mereka harus mengambil air di sebuah mata air yang namanya tug mudhal (mata air) Sungai Pening, berjarak 1 kilometer dari rumah mereka. Mereka biasa memanggul jerigen ukuran 15 liter pulang pergi setiap hari.

Karsih tinggal sekitar 100 meter dari rumah Hernowo. Karsih merupakan kerabat terdekat keluarga ini. Karsih mengatakan, keluarga Hernowo belum mendapat pasokan air bersih. Padahal mereka tentu memerlukan air untuk mandi, masak, hingga mencuci.

“Kamilah bisa 5-6 kali lewat depan rumah sini mengambil air ke arah Timur di tug mudhal itu,” kata Karsih, Sabtu (31/3/2018).

Karsih mengaku haru sekaligus salut menyaksikan semangat itu. Mereka cukup tabah meski harus melalui jalan licin menuju mata air. “Apalagi musim hujan, ya Allah, kasihan sekali,” kata Karsih.

Itulah mengapa Karsih mengharapkan keluarga Hernowo suatu hari nanti bisa membangun instalasi air bersih dari mata air itu hingga ke rumah. Dengan demikian, kebutuhan air bisa terpenuhi dan kehidupan mereka bisa lebih tertata.

Baca juga : Suami Istri Lansia Ngontel Setiap Hari dari Hutan ke Kota Antar Anaknya yang Down Syndrome ke Sekolah

Karsih mengatakan, sejak pemberitaan terkait Hernowo muncul di berbagai media massa, bantuan mulai mengalir. Orang juga silih berganti datang ke sana. Ia mengharapkan, bantuan itu bisa dimanfaatkan dengan bijak oleh keluarga Hernowo.

Ia mengharapkan bantuan apapun bagi keluarga ini bisa diutamakan bagi perbaikan fasilitas dan infrastruktur demi perbaikan kualitas hidup. Contohnya, pembangunan instalasi air bersih. Menyusul kemudian perbaikan rumah hingga pengadaan kendaraan agar Hernowo bisa mengantar Wahyu dengan tidak susah payah.

“Untuk bisa mengemudi motor kan bisa dengan latihan,” katanya.

Hernowo dan Kamilah adalah pasangan lansia yang tidak menyerah menyekolahkan Wahyu, anak semata wayang penderita tunagrahita. Mereka bahkan tidak absen mengayuh sepeda ontel belasan kilometer demi mengantar Wahyu sekolah di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 di Kecamatan Panjatan.

Baca juga : Terus Mengalir, Bantuan untuk Suami Istri Lansia dan Anaknya yang Down Syndrome

Keteguhan hati mereka itulah yang membuat Wahyu nyaris tidak pernah membolos. Ketiganya naik di satu sepeda bersama-sama ke sekolah setiap hari. Kamilah beralasan, Wahyu tidak bisa dibiarkan sendirian di boncengan karena mentalnya yang tertinggal.

Semangat keduanya membuat Wahyu sedikit demi sedikit memiliki kemampuan meski masih tertinggal dibanding anak lain seusianya.

Pembaca yang ingin berdonasi bisa langsung mengunjungi laman kampanye penggalangan dana Kompas.com atau klik di sini.

Kompas TV Sepasang suami istri di Kulon Progo Yogyakarta harus berjuang setiap hari untuk mengantar anaknya yang menderita "down syndrome" untuk pergi ke sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com