Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bowo Bangga, Suvenir Militer Karyanya Jadi Langganan Para Jenderal

Kompas.com - 31/03/2018, 12:44 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Selain Kota Gethuk, Kota Magelang juga dikenal sebagai Kota Militer.

Pasalnya seperempat wilayah kota ini menjadi basis militer mulai dari Akademi Militer (Akmil), Rindam IV Diponegoro, Secaba TNI, hingga Artileri Medan (Armed).

Darwo Wibowo (43) warga Perum Tidar Indah, Kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Tengah, menangkap peluang tersebut menjadi sebuah usaha menggiurkan.

Darwo memproduksi beragam kerajinan atau aksesoris serba militer.

Ia mengawali usahanya itu sejak 2006.

Baca juga: Terhalang Izin Penggunaan Logo, UKM Tak Bisa Bikin Suvenir Asian Games

Berbagai profesi telah dikerjakan pria asli Brebes, Jawa Tengah itu, mulai dari penjual sandal, tahu hingga buruh serabutan.

Cinderamata karya Bowo yang dipesan Gubernur Akademi Militer (Akmil).  KOMPAS.com/IKA FITRIANA Cinderamata karya Bowo yang dipesan Gubernur Akademi Militer (Akmil).
"Kota Magelang ini Kota Militer, ini peluang usaha yang berhubungan dengan militer. Apalagi saya suka seni dan percetakan, jadilah saya bikin suvenir sampai sekarang," kata Bowo belum lama ini.

Awalnya usahanya hanya dibantu sang istri, Winarni (44).

Namun berkat keuletannya, usaha Bowo berkembang pesat.

Baca juga: Cerita Perempuan di Balik Suvenir Asean Games 2018

Sampai saat ini, ia memiliki 15 karyawan untuk membantu membuat suvenir dan tukang jahit.

Bowo bercerita, dulu pesanan hanya datang dari per orang saja.

Dia juga rajin memasarkan karyanya ke toko-toko perlengkapan militer di sekitar komplek Akmil Kota Magelang.

"Pesanan semakin banyak, saya juga pasok ke toko-toko,instansi militer baik di Magelang maupun luar daerah dan hampir semua batalyon pesan pada kami," ujarnya. 

Langganan para jenderal

Puluhan hingga ratusan jenis suvenir atau cinderamata yang diproduksi Bowo, antara lain gantungan kunci, patung, plakat, atribut militer, medali hingga sapu tangan.

Harga yang dibanderol bervariasi, mulai Rp 4.000 per buah sampai ratusan ribu rupiah.

Baca juga: Arab Saudi Ingin Larang Penjualan Suvenir Berbentuk Kabah

Bagi Bowo, yang paling membanggakan adalah pesanan dari petinggi-petinggi TNI di Indonesia.

"Jadi kebanggaan saya karena setiap serah terima jabatan di Akmil atau batalyon mana pun pakai hasil karya saya. Biasanya mereka pakai plakat untuk kenang-kenangan, lalu miniatur pedang, medali dan lainnya," kata Bowo.

Proaes produksi souvenir militer milik Bowo, warga Perum Tidar Indah, Kota Magelang. KOMPAS.com/IKA FITRIANA Proaes produksi souvenir militer milik Bowo, warga Perum Tidar Indah, Kota Magelang.
Ia menyebut beberapa nama yang pernah memesan suvenirnya antara lain Kepala Satuan TNI AD Jenderal Mulyono, mantan Gubernur Akmil Jenderal Gatot Nurmantyo yang pernah menjabat Panglima TNI, mantan Gubernur Akmil Mayjen Eko Margiono yang baru saja dilantik menjadi Komandan Jenderal Kopassus, dan sebagainya.

Satu lagi kehormatan yang tidak pernah dilupakan adalah pesanan dari pasukan khusus Indonesia untuk misi perdamaian Persatuan Bangsa Bangsa (PBB).

Baca juga: Nilai Penjualan Suvenir Asian Games Diharapkan Capai Rp 2 Miliar

Cinderamata yang didesain pun unik, berupa miniatur wayang kulit khas Indonesia.

"Cinderamata yang mereka pesan dari saya dibawa pasukan perdamaian PBB ke negara tujuan misi mereka. Desainnya khusus berupa wayang dari fiber dan plakat gunungan wayang. Tentu saya merasa terhormat," tutur ayah anak empat itu. 

Omzet meningkat

Saat ini, usaha Bowo berkembang dengan rata-rata omzet Rp 1 juta per hari.

Dari hasil jerih payah ini, dirinya bisa membeli rumah dan menghidupi keluarga serta karyawan-karyawannya.

Meski tidak dipungkiri, lanjut Bowo, banyak kendala yang harus dihadapi selama mengembangkan usahanya.

Baca juga: Demam Asian Games Belum Terasa, DKI Gandeng Pengusaha Wanita Produksi Suvenir

Seperti harga bahan baku fiber yang terus merangkak naik, terlebih harga bahan tersebut mengikuti fluktuasi kurs dollar terhadap rupiah.

Bowo sedang mempersiapkan souvenir buatannya. KOMPAS.com/IKA FITRIANA Bowo sedang mempersiapkan souvenir buatannya.
"Bahan fiber impor, jadi menyesuaikan kurs dollar. Kalau ada yang order pas (kurs) naik, biasanya saya naikkan harganya pada order selanjutnya," ucapnya. 

Bowo tidak hanya menerima pesanan, tetapi juga kerap diundang ke berbagai pertemuan untuk memberi motivasi usaha atau pelatihan membuat cinderamata.

Dia juga memiliki binaan kelompok usaha kecil untuk masyarakat di Kampung Kiringan, Kota Magelang dan Desa Pucang, Kabupaten Magelang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com