Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rombongan Elang Alap China Melintas di Lengan Utara Sulawesi

Kompas.com - 31/03/2018, 11:29 WIB
Rosyid A Azhar ,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Burung pemangsa (raptor) yang sedang bermigrasi melintas di angkasa lengan utara Pulau Sulawesi.

Sekelompok elang alap cina (Accipiter soloensis) yang terdiri dari puluhan individu terlihat di wilayah leher botol (bottleneck) Kepulauan Sangihe Talaud dan Sitaro terbang menuju ke arah utara, ke negara tetangga Filipina dalam beberapa hari belakangan ini.

Elang alap China berasal dari Asia timur, salah satu jalur migrasinya melalui Filipina, Talaud, Sangihe, Sulawesi, sampe Nusa tenggara,” kata Hanom Bashari, Protected Area Specialist, Enhancing the Protected Area System in Sulawesi for Biodiversity Conservation (E-PASS) Bogani Nani Wartabone, Sabtu (31/3/2018).

(Baca juga: Cerita di Balik Foto Musang Sulawesi, Si Pemalu yang Misterius)

Selain jalur timur, elang alap china juga menjelajah dunia melalui semenanjung Malaya, Sumatera hingga ke Jawa.

Musim migrasi kali ini adalah arus balik dari arah selatan menuju bumi bagian utara. Elang ini diketahui berbiak di Asia timur laut dan Tiongkok.

Pada musim dingin, mereka mengembara ke arah selatan melalui pulau-pulau di Filipina, Indonesia hingga ke Pulau Papua.

“Musim migrasi biasanya antara bulan Agustus hingga Mei. Yang terlihat pada bulan-bulan ini kemungkinan perjalanan balik ke utara tempat asal berbiak,” jelas Hanom Bashari.

Sejumlah pengamat burung liar (birdwatcher) di Gorontalo berusaha untuk mengamati pergerakan migrasi burung ini. Namun hingga kini belum mendapatkan kumpulan besar pemangsa ini.

“Kami akan coba pengamatan malam di kawasan Benteng Otanaha,” tutur Pantiati, pengamat burung.

(Baca juga: Harimau Bonita yang Misterius, Bangun Lagi Setelah Ditembak hingga Peluru Petugas yang Terus Mental)

Pengembaraan panjang burung pemangsa ini tidak selalu berjalan mulus. Bahaya dan ancaman menghadang sepanjang jalan. Asap kebakaran hutan disinyalir dapat menggangu pola waktu dan jalur migrasi mereka

“Selain saat terbang, beberapa kali kami menjumpai di hutan, pinggir hutan, sampe kebun. Ini menunjukkan elang ini adaptif. Mereka memangsa binatang kecil atau serangga besar,” ujar Hanom Bashari.

Status elang alap china di daftar merah IUCN memiliki risiko rendah, burung ini dilindungi sesuai Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com