Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2018, 23:28 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Warga Nagori Dolok, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, menderita penyakit cacing pita disebut lantaran kebiasaan mengonsumsi makanan khas Simalungun, yaitu hinasumba.

Makanan ini berbahan utama daging babi yang dimasak kurang sempurna.

Hasil penelitian tim Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan yang diketuai dr Umar Zein menemukan hal itu setelah melakukan penelitian sejak Oktober-November 2017.

Terkait hinasumba, seorang pegiat budaya Simalungun, Sultan Saragih, Rabu (28/3/2018), mengatakan, makanan khas hinasumba tidak berbahan daging babi, tetapi daging ayam kampung.

Menurut Sultan, hinasumba itu merupakan makanan tradisi orang Simalungun dari bahan daging ayam kampung yang ditumbuk hingga halus.

Daging ayam sebelum dicampur bumbu lalu dimasak sempurna. Hinasumba ini bagian dari dayok na binatur (daging ayam yang ditata) yang juga makanan khas Simalungun.

"Jadi hinasumba yang berbahan daging ayam itu ditumbuk halus dan disajikan bersama dayok na binatur, diletakkan di sisi kiri dan kanan," terang Sultan.

Baca juga: Cacing Pita Sepanjang 10,5 Meter Ditemukan di Simalungun 

Ada dua versi hinasumba di Simalungun, yakni versi dari Kecamatan Raya dan Kecamatan Bandar. Versi dari Kecamatan Raya, darah ayam ikut dijadikan sebagai bumbu bersama bahan lainnya, seperti kelapa dan sangge-sangge.

"Sedangkan dari Kecamatan Bandar, versinya tidak menggunakan darah ayam, tetapi memakai holat atau getah pohon sikkam," kata Sultan, pegiat Sanggar Budaya Rayantara ini.

Jadi, menurut Sultan, kalau ada yang membuat bahan hinasumba dari bahan daging babi seperti yang ditemukan di Nagori Dolok, Kecamatan Silau Kahean, itu sudah di luar kebiasaan.

"Kalau ada yang berbahan daging babi apalagi dan hanya sebatas coba-coba," ujarnya.

Seperti diketahui, pada Oktober-November 2017, tim FK UISU Medan menemukan 171 kasus warga Nagori Dolok, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, mengidap penyakit cacing pita.

Bahkan dari salah seorang warga ditemukan cacing pita sepanjang 10,5 meter.

Penemuan ini sekarang menjadi penelitian FK UISU Medan bersama tiga universitas di Jepang dan empat universitas di Indonesia.

Baca juga: Temuan Cacing Pita 10,5 Meter, Dinkes Simalungun Sebut Tidak Punya Obatnya 

Kompas TV Hasil uji laboratorium Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru, menemukan 3 produk impor sarden berisi cacing.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Regional
Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Regional
Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Regional
Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Regional
Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Regional
Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Regional
Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Regional
Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Regional
Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Regional
Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com