Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Usulkan Aplikasi Pemantau Air Cekungan Bandung

Kompas.com - 28/03/2018, 16:17 WIB
Dendi Ramdhani,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Ridwan Kamil bertemu dengan komunitas peduli bencana, Yayasan Rancage Jaga Balai di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Rabu (28/3/2018).

Pertemuan itu membahas soal sistem peringatan dini (early warning system) banjir di Bandung Selatan.

Menyikapi hal itu, Ridwan mengusulkan agar dibuat aplikasi untuk memonitor kondisi air di cekungan Bandung.

Aplikasi itu nantinya berfungsi untuk melengkapi dua teknologi sistem peringatan dini yang dimiliki Yayasan Rancage untuk memantau awan dan muka air Sungai Citarum. Dengan begitu, masyarakat akan lebih tahu kapan banjir akan datang.

(Baca juga : Banjir Bandang di Bandung, Rumah Roboh hingga Status Darurat Bencana )

“Saya mengusulkan ada apps atau aplikasi yang memonitor air di cekungan Bandung. Setiap ada informasi kenaikan permukaan air dapat diinformasikan melalui hp-nya masing-masing. Sehingga warga bisa berinisiatif menyelamatkan diri dan harta bendanya lebih dini,” ujar Emil sapaan akrabnya.

Emil menilai, untuk menangkal banjir Citarum perlu dibuat danau resapan di kawasan hulu. Danau itu berguna untuk menahan jika debit air tinggi.

“Danau-danau kecil harus dihidupkan lagi di desa-desa. Sehingga saat air mengalir bisa di parkir dulu," ucapnya.

Sementara itu, Penasihat Yayasan Jaga Balai di Bale Rancage Denni Hamdani mengungkapkan, penanganan banjir Citarum saat ini masih cenderung bersifat sporadis atau pascabencana saja.

“Penanganan bencana masih kepada bagi-bagi bantuan dan evakuasi saja, padahal early warning system (EWS) ini dapat menyelamatkan ribuan warga,” ujarnya.

(Baca juga : Ridwan Kamil: Kuningan Tak Kalah dari Bali, Kurang Populer Saja )

Menurut Denni, dalam penanganan bencana, pemerintah kita belum punya renkon (rencana kontijensi) dan renops (rencana operasi) tanggap darurat.

“Selama ini malah kita yang bikin secara swadaya ke titik-titik rawan,” tutur dia.

Yayasan Rancage yang berdiri sejak 2014, memiliki 18 alat pencegahan bencana berbentuk Automatic Weather Station (AWL) dan Automatic Water Level Recorder (AWLR). Kedua alat tersebut dipasang di titik-titik rawan untuk memantau awan dan tinggi muka air.

Peralatan yang dibuat atas kerja sama ITB dan Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat ini dalam keadaan siaga.

Alat-alat tersebut memberikan informasi berharga kepada pusat komando Jaga Balai. Informasi yang diberikan berupa tindakan apa yang harus dilakukan dalam rencana kontijensi dan rencana operasi tanggap daruratnya.

Emil menambahkan, inisiatif dari komunitas Bale Rancage perlu diadaptasi oleh seluruh kawasan terdampak banjir di Jawa Barat.

“Cara ini nanti diduplikasi di seluruh wilayah cekungan Bandung. Ikhtiar yang saya lakukan adalah memastikan Perpres pengelolaan cekungan Bandung harus turun sehingga bisa mengatur masalah kebencanaan secara taktis,” jelasnya. 

Kompas TV Calon Gubenur Jawa Barat nomor urut 1 Ridwan Kamil, menyapa warga dan para pedagang di Pasar Tumpah Setu Kalong, Cimanggis, Depok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com