Mengenal Anto Cepi, Anggota TNI Asli Gunung Kidul yang Disebut Mirip AHY

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Pada akhir tahun 2016 sampai 2017, masyarakat dihebohkan dengan viralnya foto seorang anggota TNI yang berwajah mirip Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Bahkan, kepiawaian bernyanyi membuat dirinya dikenal masyarakat luas.

Dia adalah Kopda Darnanto, atau lebih dikenal Anto Cepi. Saat bertemu akhir pekan lalu, tak tampak wajah serius khas tentara karena gaya berbicara dan berpakaiannya cukup modis, seperti anak muda zaman sekarang.

Pria kelahiran 35 tahun silam itu saat ini bertugas di Mabes TNI AU.

"Jadi anggota TNI AU itu panggilan jiwa. Bermain musik itu panggilan hati,” kata Anto di Wonosari, Sabtu (24/3/2018).

Di sela menjalankan dinas di Mabes TNI, dia bermain musik yang sudah ditekuninya sejak duduk di bangku SMP. Hobi itu dilanjutkan dengan membuat grup band saat bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Wonosari.

Baca juga: Panglima TNI Khawatir Pemuda Lebih Kenal K-Pop Dibanding Jenderal Sudirman

Lalu, sejak 2014, dia mengunggah kebiasaan bermusik di akun Instagram-nya, hingga berbuah manis dengan banyaknya pengikut di akun media sosialnya tersebut.

Hingga akhirnya, salah seorang pengikut Anto mengunggah fotonya dengan putra sulung SBY, AHY. Saat itulah, Anto disebut mirip dengan suami Anisa Pohan itu.

Namun, dalam beberapa kesempatan, keinginan stasiun TV mempertemukan Anto dengan AHY belum bisa tercapai karena jadwal masing-masing belum ada cocok.

"Memang belum sempat bertemu," ucap Anto.

Salah satu media di Indonesia juga pernah memberitakannya dan membuat Anto makin dikenal mirip AHY. Tawaran wawancara dengan media hiburan untuk mengenal dirinya pun terus berdatangan.

(Dokumentasi Pribadi) Kopda Darnanto (pakai topi) saat berada di Gunung Kidul.

Eksis di dunia hiburan, anak dari pasangan suami istri Darsomo dan Wadirah ini tetap ingin menjadi tentara. Aktivitas di infotainment dilakukan seusai tugas kedinasan. Belum lama ini, Anto meluncurkan single "JJKS (Jangan-Jangan Kamu Selingkuh)" karya Dodhy Kangen Band.

"Itu pun harus izin komandan," ujar Anto.

Dia mengakui, saat senggang kerap menekuni musik, bahkan sering manggung di beberapa tempat. Ia pun mengaku terharu saat meminta izin Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang saat itu menjabat Kadispen TNI AU dan diizinkan.

Bahkan, mereka pernah bertemu dalam suatu acara setelah Hadi Tjahjanto menjabat sebagai Panglima TNI, Anto pun kembali meminta izin.

"Saat meminta izin itu diizinkan, dan kata itu melebihi uang berapa pun," tuturnya.

Baca juga: Cerita Prajurit TNI Lamar Kekasih Seusai Terjun Payung, Jatuh Cinta dari Facebook

Berkecimpung di dunia hiburan tak lantas membuat dirinya malas mengerjakan tugas negara. Terbukti, dari ribuan tentara yang mengikuti seleksi, dirinya terpilih mengikuti misi kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di perbatasan Lebanon-Israel pada 2014-2015.

Waktu mendapatkan cuti saat bertugas, saat itulah Anto bisa ke tanah suci untuk ibadah umrah.

Selama bertugas di sana, banyak pengalaman yang didapatkannya. Namun, satu hal yang diingatnya yakni tentara dari Indonesia dikenal baik.

"Bangga bisa ke sana karena tidak semua tentara ke sana, apalagi tentara Indonesia dikenal ramah," ucapnya.

Selain bangga menjadi tentara, Anto juga merasa bangga sebagai orang Gunung Kidul. Dia memanfaatkan cuti dengan mengunjungi sejumlah obyek wisata di Bumi Handayani, mulai dari wisata bahari hingga wisata minat khusus.

Bahkan, Anto mengajak teman-temannya di Jakarta ke Gunung Kidul untuk berwisata.

"Jangan malu jadi orang Gunung Kidul, kita harus bangga," ujarnya.

Tak lupa dia berpesan bahwa anak muda tidak boleh pesimistis. Hal yang sudah diraih selama ini berawal dari mimpi.

"Saya dulu beberapa kali mencoba masuk angkatan. Mulai Angkatan Darat, beberapa kali mencoba akhirnya masuk ke TNI Angkatan Udara. Lalu saat bermusik, SMP dan SMA sering pinjam uang ke teman untuk latihan di studio musik. Semua berawal dari mimpi. Diiringi doa dan usaha," pungkasnya.

Baca juga: Saat Panglima TNI Bicara Ancaman Siber hingga Wabah Campak di Papua