Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hirup Gas Beracun dari Kawah Ijen, Satu Orang Ditemukan Pingsan di Mobil

Kompas.com - 23/03/2018, 15:56 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Salah satu korban yang menghirup gas beracun yang keluar dari kawah Gunung Ijen adalah David (32), warga Plalangan, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso.

David ditemukan pingsan di dalam mobil yang dikendarainya saat akan pulang ke rumah dari Paltuding Ijen, tepat di jalan raya yang dekat dengan aliran Sungai Kalipait.

Koni (47), salah satu petugas di Paltuding Ijen, kepada Kompas.com, Jumat (23/3/2018), bercerita, saat kejadian pada Rabu (21/3/2018) malam, David pulang mengendarai mobil ditemani oleh kedua rekannya yang membawa mobil berbeda sekitar pukul 20.00.

Mereka bahkan sempat berpamitan kepadanya. Namun, tidak berapa lama, kedua rekan David kembali ke Paltuding dan turun dari mobil langsung jatuh sebelum sempat menutup pintu, kemudian muntah dan pingsan.

"Saat sadar, saya tanya kenapa dan mereka bilang ada gas beracun. Mereka kasih tahu kalau David masih di dalam mobil," jelas Koni.

Baca juga: Keluarkan Gas Beracun, Pendakian Gunung Ijen Ditutup Sementara

 

Kedua rekan David juga bercerita, saat perjalanan pulang, mobil yang dikendarai David tiba-tiba berhenti di tengah jalan yang dekat dengan aliran Sungai Kalipait.

Mereka kemudian turun untuk melihat David dan mereka berdua langsung kesulitan bernapas, lalu memilih balik ke Paltuding yang menjadi tempat berkumpul para pendaki sebelum naik ke Gunung Ijen untuk meminta pertolongan.

"Setelah tahu cerita mereka, saya dan beberapa orang langsung menuju ke tempat David sambil membawa masker plus oksigen untuk kami dan untuk David. Saat pertama bertemu, David sudah pingsan, lalu kami evakuasi ke Puskesmas Sempol," ujar Koni.

Saat itu, Koni merasakan matanya sangat panas, tenggorokan seperti tercekik, dan susah untuk bernapas, padahal sudah menggunakan masker dan oksigen.

"Hampir sama kayak kena asap belerang saat mendaki Ijen, tapi lebih parah rasanya," tutur Koni.

Baca juga: Pasca-embusan Gas Beracun, Masyarakat Dilarang Mendekat di Kawasan Gunung Ijen

Sementara itu, Supiah (48), warga Dusun Watucapil, Desa Kalianyar, Kabupaten Bondowoso, saat ditemui Kompas.com di rumahnya mengatakan, saat malam kejadian itu dia akan tidur. Kemudian anaknya yang tinggal di dusun sebelah menelepon dan menyuruhnya segera mengungsi sekitar pukul 20.00.

"Saya kaget dan bingung, langsung buka pintu belakang. Tiba-tiba saja sulit buat bernapas. Tetangga teriak-teriak nyuruh untuk segera mengungsi. Akhirnya saya sama dua cucu saya langsung lari saja mengikuti orang-orang menuju Sempol. Enggak tahu apa-apa saat itu, yang penting lari. Anak saya sudah di Sempol lebih dulu untuk menyelamatkan diri," cerita Supiah sambil menangis dan mengusap air mata beberapa kali. Dia bahkan meninggalkan rumahnya dalam keadaan pintu terbuka.

Supiah yang saat itu hanya menggunakan baju tipis dievakuasi menggunakan mobil. Saat tiba di Puskesmas Sempol, dia baru merasa kedinginan dan kelaparan.

"Baju saya tipis dan sama sekali tidak membawa uang. Semalaman saya menahan dingin dan lapar. Saat pagi saya akan pulang, tapi masih enggak boleh sama pak polisi," kata Supiah.

Saat di Sempol, dia baru tahu kejadian malam itu karena gas beracun yang keluar dari kawah Gunung Ijen.

Baca juga: Bupati Bondowoso: Kejadian Warga Terpapar Gas Beracun Gunung Ijen di Luar Perkiraan

Dia baru memaksa diri pulang pada Kamis (22/3/2018) siang untuk melihat kondisi rumahnya walaupun para tetangganya memilih untuk bertahan di Puskesmas Sempol.

"Saya masih takut. Tadi malam saya enggak bisa tidur, takut kalau ada apa-apa lagi," ujarnya.

Rumah Supiah tepat berada di atas bantaran sungai Kalipait. Tidak seperti sungai lainnya, Supiah mengatakan bahwa Kalipait tidak bisa digunakan untuk mencuci atau mengairi pertanian.

"Kalipait itu aliran sungai dari kawah Ijen. Jadi tidak bisa dibuat apa-apa. seumur-umur sampai rambut saya putih seperti ini, ya baru kali ini ada kejadian seperti ini," jelasnya.

Walaupun kondisi sudah membaik, Supiah yang bekerja sebagai buruh tani memilih tetap tinggal di dalam rumah.

"Masih takut mau ke kebun, padahal saya juga harus kerja. Mungkin besok kalau sudah tenang," ucapnya.

Total ada 200 penduduk yang dievakuasi dan tersebar di tiga dusun, yaitu Dusun Margahayu dan Watu Capil, serta Dusun Curahmacan yang masuk Desa Kalianyar.

Baca juga: Gunung Ijen Keluarkan Gas Beracun, BPBD Bagikan 25.000 Masker

Kompas TV Paparan belerang terdampak di tujuh dusun yang berada di lereng Gunung Ijen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com