Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edarkan Narkoba Jenis Cannabinoid Sintetis, Dua Pemuda Ditangkap di Bali

Kompas.com - 22/03/2018, 10:42 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri menangkap dua pemuda inisial KAP (20) dan AAE (24) terkait peredaran narkoba jenis Cannabinoid Sintetis.

Narkoba tersebut diedarkan dalam bentuk 5-flouro ADB yang dicampur dengan tembakau biasa.

"Ditnarkoba Polri beserta tim Bea Cukai Soetta telah berhasil mengungkap peredaran narkoba golongan I narkotika jenis Cannabinoid Sintetis dalam bentuk serbuk berwarna putih kekuningan," ujar Direktur Tindak Pidana Narkoba Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto melalui keterangan tertulis, Kamis (22/3/2018).

Penangkapan dilakukan pada Selasa (20/3/2018), di dua tempat, yakni di depan hotel Adelia, Denpasar, Bali, dan tempat tinggal tersangka di Denpasar, Bali.

Eko mengatakan, KAP berperan sebagai penerima dan produsen narkotika dalam bentuk serbuk cannabinoid sintetis untuk bahan pembuatan tembakau narkotika dari China.

"AAE turut serta memproduksi Cababinoid Sintetis dengan campuran 5- flouro ADB dengan tembakau," kata Eko.

Penangkapan berawal dari informasi Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta bahwa ada pengiriman barang dari FED EX.

Dicurigai isinya merupakan narkoba jenis Cannabinoid Sintetis dalam bentuk serbuk 5-Flouro ADB dengan berat 500 gram.

Dari hasil pemeriksaan awal Labfor Mabes Polri, serbuk warna putih kekuningan positif mengandung Cannabinoid Sintetis.

Setelah melakukan Control Delivery, polisi menangkap KAP dan AAE yang dilanjutkan dengan penggeledahan di rumah tersangka. 

"Di sana ditemukan industri rumahan serta bahan-bahan pembuatan ganja sintetis tersebut," kata Eko.

Eko mengatakan, sindikat tersebut menggunakan modus mendistribusikan narkotika golongan I synthetic cannabinoid dalam bentuk serbuk. Kemudian dicampur dengan tembakau yang biasa dihisap oleh para pengguna.

Serbuk tersebut berasal dari China yang kemudian dikirim ke Bali.

"Kemudian digunakan sebagai bahan campuran tembakau, baru di distribusikan ke seluruh wilayah Indonesia dengan cara online store via BBM, Line dan Instagram," kata Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com