Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gas Beracun Berasal dari Letupan di Kawah Ijen

Kompas.com - 22/03/2018, 08:34 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jatim wilayah V Banyuwangi, Sumpena menjelaskan, gas beracun yang membuat beberapa warga Bondowoso keracunan berasal dari bualan atau letupan di kawah Gunung Ijen.

Bualan tersebut muncul karena air hujan membuat permukaan kawah yang panas menjadi dingin. Sehingga, muncul letupan di dalam kawah atau bualan yang membawa material gas vulkanik.

"Gas beracun tersebut kemudian terbawa air Sungai Kali Pait dan terhirup oleh warga yang tinggal di Watucapil yang dilewati sungai Kali Pait. Sungai ini berasal dari kawah Gunung Ijen," jelas Sumpena kepada Kompas.com, Kamis (22/3/2018).

Ia mengatakan, fenomena bualan tersebut rutin setiap tahun saat musim hujan. Namun, bualan yang muncul tadi malam cukup besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.

(Baca juga : Gunung Ijen Keluarkan Gas Beracun, Sejumlah Warga Dilarikan ke Rumah Sakit)

Pada tahun 2017, menurut Sumpena, bualan juga muncul pada Maret hingga Juni. Hal itu menyebabkan pendakian Gunung Ijen yang biasanya dibuka pukul 01.00 dini hari baru dibuka pukul 03.00 dini hari.

"Tadi malam kita tidak berani mendekat kawah, tapi pagi ini secara pandangan mata bualannya tidak ada, tapi masih kita evaluasi," jelasnya.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sejak Kamis dini hari pendakian ke Gunung Ijen ditutup, baik untuk wisatawan maupun penambang belerang.

"Tadi malam tidak ada pengunjung yang naik. Kita tutup sementara sampai ada evaluasi. Jika dirasa sudah aman, baru kita buka kembali," jelasnya.

Ia menambahkan, kemungkinan gas beracun mengarah ke Banyuwangi sangat kecil karena gas mengikuti arah sungai ke Bondowoso.

"Hingga hari ini korban berasal dari warga Bondowoso, untuk Banyuwangi masih aman," pungkasnya.

Kompas TV Mantan managing director World Bank ini pun mengundang para delegasi acara IMF dan Bank Dunia untuk ke Ijen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com