Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/03/2018, 17:26 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pasca-banjir bandang, sejak pagi hingga siang ini, warga RT 2 RW 4, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, tengah sibuk membersihkan rumah mereka dengan alat seadanya. Bahkan mereka saling bergotong-royong membersihkan endapan lumpur di sekitar jalan hingga gang rumah mereka. 

Lumpur yang mencapai hingga 70 centimeter itu hingga siang ini masih menggenang. Banyak sampah yang dibawa luapan air Sungai Cipamokolan berserakan. 

Terpantau di lokasi banjir, sampah berupa dahan pohon hingga serakan sampah plastik berceceran di sekitar jalan hingga gang rumah warga. Warga pun bahu-membahu mengeruk dan mengangkat sampah-sampah tersebut agar akses jalan kembali normal.

Ketua RW 04, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Gugun gunawan (47) mengatakan, banjir saat ini terbilang sangat parah. Pasalnya, endapan lumpur yang tebal terbawa banjir sangat merepotkan warga. 

"Sekarang itu lebih parah dibanding tahun 1982, sekarang lumpur dan berbagai macam kayu serta serakan sampah sangat banyak," jelas Gugun yang ditemui di lokasi banjir, Rabu (21/3/2018). 

Bahkan, katanya, luapan Sungai Cipamokolan ini berdampak pada dua RW, yakni RW 03 dan RW 04. Beberapa rumah di sekitar bantaran sungai pun ada yang jebol dan beberapa titik kirmir pun ikut jebol dan rusak. 

"Ada tiga rumah, tembol belakang dan yang di dalam rumah ikut jebol. Semua harta terbawa arus sungai," kata Gugun di sela kesibukannya membersihkan lumpur di sekitar rumahnya. 

Baca juga : Berita Foto: Banjir Bandang di Cicaheum Bandung, Lumpur Tebal, hingga Mobil Bertumpuk

Tepat di belakang rumah Gugun, ada sebuah kontrakan miliknya. Posisinya berada tepat di pinggiran Sungai Cipamokolan.

Saat diajak untuk melihat kondisi daerah di sekitar sungai itu, Kompas.com harus melewati sebuah gang kecil yang masih terhampar lumpur. Keluar dari mulut gang langsung menghadap Sungai Cipamokolan. Tampak sebuah kirmir atau TPT (tembok penahan tanah) rubuh tergerus air. 

Kirmir yang tergerus itu berada tepat di belokan Sungai Cipamokolan yang mulai menyempit. Menurut warga, sungai tersebut memiliki lebar 8 hingga 6 meter, yang semakin turun semakin menyempit hingga 3 meter.

Tak hanya itu, sebuah rumah kontrakan yang dihuni 4 kepala keluarga pun terancam. Pasalnya air menggerus kirmir dan menyisakan jalan hanya sekitar 60 centimeter. 

Warga kebingungan

Sandi Pribadi (36), warga yang mengontrak rumah tepat di depan kirmir yang roboh tersebut menuturkan, sore itu ia baru saja pulang kerja, dan dikagetkan volume aliran Sungai Cipamokolan yang semakin naik dan tinggi hingga merendam rumahnya.

"Awalnya aliranya kecil, tapi tiba-tiba drastis langsung naik. Kirmir ini pun rubuh sekitar pukul 17.30 WIB," jelasnya. 

Namun sebelum itu, beruntung dua anak Sandi yang masih kecil sempat dibawa tetangganya untuk mengungsi dari kontrakannya tersebut ke tempat aman.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com