Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Warga Keracunan Massal Seusai Santap Nasi Hajatan

Kompas.com - 21/03/2018, 15:32 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KUDUS, KOMPAS.com - Puluhan warga Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami keracunan setelah diduga mengonsumsi makanan hajatan warga setempat.

Para korban keracunan massal itu kali pertama dilarikan ke RSU dr Loekmono Hadi Kudus pada Selasa (20/3/2018) malam sekitar pukul 20.30 WIB. Hingga Rabu (21/3/2018) dini hari, jumlah total korban keracunan yang mendapatkan perawatan intensif sebanyak 27 orang.

"Kini kondisi pasien kian membaik. Dari 27 pasien yang semula mendapatkan perawatan, 11 pasien diperbolehkan pulang, sisanya 16 pasien rawat inap. Dari 16 pasien yang masih menjalani opname, lima di antaranya anak-anak. Pasien yang pulang dikasih obat dan harus kontrol," kata Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, Aris Jukisno, Rabu (21/3/2018).

Menurut Jukisno, biaya pasien keracunan tersebut digratiskan. Pasien yang tercantum sebagai peserta BPJS akan diklaimkan dan yang tidak tercantum peserta BPJS biayanya ditanggung dengan jaminan kesehatan daerah.

"Para pasien umumnya mengeluhkan pusing dan lemas. Dari semua korban yang telah dilarikan ke RSUD, seorang pasien mengalami keracunan paling parah dan dirawat di ruang ICU. Pasien tersebut mengalami penurunan kesadaran dan tidak responsif. Namun pasien tersebut kini sudah membaik," ungkap Jukisno.

Baca juga : Puluhan Siswa dan Guru Keracunan Usai Santap Makanan Katering

Tim medis RSUD dr Loekmono Hadi Kudus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan telah mengambil sampel berupa veses serta muntahan para pasien untuk mengetahui penyebab keracunan.

"Sampel tersebut akan diuji di laboratorium oleh Dinas Kesehatan," pungkas Jukisno.

Santap nasi hajatan

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, pada Minggu (19/3/2018) sore, seorang warga di Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, diketahui menggelar hajatan dengan dihadiri para tetangga.

Setelah selesai hajatan, seperti biasa sejumlah warga yang diundang memeroleh jatah untuk membawa pulang bingkisan makanan berupa nasi berikut lauknya. 

Perkembangannya, pada Selasa (20/3/2018) malam sekitar 40 warga RT 3 RW 5, Desa Dersalam mulai menderita mual, pusing dan muntah bersamaan setelah menyantap makanan, isi dari bingkisan hajatan itu. Puncaknya, mereka kemudian dilarikan ke Puskesmas Bae dan RSUD dr Loekmono Hadi Kudus untuk mendapatkan perawatan intensif.

Seorang korban keracunan, Nazril masih terbaring lemas di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, Rabu (21/3/2018). Bocah berusia 8 tahun itu semula mengalami demam tinggi disertai muntah dan diare setelah menyantap nasi dari hajatan itu.

"Minggu malam anak saya makan nasi bancaan dari tetangga. Namun mendadak pada Senin malam mengalami panas, mual, dan diare. Setelah dibawa ke dokter, katanya anak saya ini keracunan makanan dan dikasih obat. Selasa malam, saya bawa ke rumah sakit karena kondisi kesehatan semakin memburuk. Kini sudah mulai membaik," kata Ibunda Nazril, Erna (30).

Baca juga : Puluhan Orang Keracunan saat Hajatan Nikah di Bandung

Diselidiki

Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning membenarkan, kasus keracunan massal warga RT 3 RW 5, Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, tersebut. Saat ini, sambung dia, kepolisian masih berupaya mendalami kasus tersebut.

"Kami dapat informasi pada Selasa malam. Dari keterangan para korban keracunan, mereka mengalami mual, muntah dan pusing setelah makan nasi bancaan dari tetangganya itu. Kami masih uji sampel makanan tersisa serta periksa saksi-saksi," terang Agusman.

Kompas TV Warga mengalami keracunan setelah menyantap nasi bungkus yang dibagikan jelang malam perayaan Nyepi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com