Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah TKI yang Dieksekusi Mati Kumpulkan Uang di Dalam Penjara

Kompas.com - 20/03/2018, 08:36 WIB
Reni Susanti

Editor

BANGKALAN, KOMPAS.com — Mochammad Zaini Misrin alias Slamet (47), tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dieksekusi mati di Arab Saudi, dikenal sebagai pekerja keras sejak ia masih menjadi sopir angkutan di Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Bahkan, meski ia berada dalam Penjara Umumi, Mekkah, Arab Saudi, Zaini masih mampu menghasilkan uang. Ia menjadi tukang cukur rambut di balik terali besi.

Kini, pria yang akrab disapa Slamet di kampung halamannya itu telah berpulang.

"Slamet pekerja keras. Ia memutuskan pergi ke Arab karena ingin lebih membahagiakan keluarganya," ujar tetangga di kampung halaman, Munir (40), yang pernah bekerja bersama Zaini sebagai sopir angkutan.

Zaini meninggalkan Tanah Air pada 1992 dan memilih bekerja sebagai sopir pribadi di negara Arab Saudi.

(Baca juga: Saya Dengar Abah Telah Meninggal Dieksekusi Tadi Malam di Arab Saudi...)

Sembilan tahun kemudian, 2001, ia pulang ke kampung halaman dan membuat kios kecil yang melekat di sisi kanan rumahnya.

Putra sulungnya, Syaiful Thoriq, mengisahkan, sang ayah memutuskan berangkat kembali ke Arab Saudi karena membutuhkan modal usaha toko yang dibangunnya.

"Bapak memang ingin berhenti menjadi TKI dan ingin membuka usaha toko di rumah, tetapi terpaksa kembali berangkat karena butuh modal," ucap Thoriq.

Namun, petaka menimpa Zaini pada 13 Juli 2004. Ia ditangkap polisi Arab Saudi.

Tuduhannya tidak main-main, membunuh majikannya, Abdullah bin Umar. Kala itu, Thoriq masih berusia 12 tahun dan Mustofa berusia 2 tahun.

Kendati berada di dalam penjara, Zaini tidak diam begitu saja. Ia menjadi tukang cukur rambut dadakan.

(Baca juga: TKI Dieksekusi Mati Setelah 13 Tahun Ditahan di Arab Saudi)

Uang hasil mencukur dikirim kepada keluarganya. Thoriq menyatakan, ia bersama Mustofa diberangkatkan Kementerian Luar Negeri untuk menemui ayahnya pada Januari 2018.

Kunjungan itu merupakan kesempatan ketiga bagi keduanya bertemu Zaini.

"Bapak memberikan uang Rp 18 juta untuk modal buka toko. Uang itu dari hasil menjadi tukang cukur rambut di dalam penjara," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com, Selasa (20/3/2018), dengan judul Zaini Mampu Hasilkan Uang Rp 18 Juta meski di Balik Penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com