Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Periksa 15 Saksi, KPK Dalami 6 Tersangka Baru Suap P-APBD Kota Malang

Kompas.com - 19/03/2018, 21:54 WIB
Andi Hartik,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com — Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memeriksa sejumlah saksi terkait kasus dugaan suap pembahasan P-APBD Kota Malang Tahun Anggaran 2015 di Ruang Pertemuan Utama Polres Malang Kota, Jawa Timur, Senin (19/3/2018).

Pemeriksaan dilakukan untuk mendalami adanya enam tersangka baru.

Ada 15 saksi dari unsur anggota DPRD Kota Malang yang diperiksa penyidik. Mereka adalah Harun Prasojo (PAN), Indra Tjahyono (Demokrat), Priyatmoko Oetomo (PDI-P), Choeroel Anwar (Golkar), Bambang Triyoso (PKS), Diana Yanti (PDI-P), dan Subur Triono (PAN).

Selain itu, juga ada Tutuk Hariyani (PDI-P), Hadi Santoso (PDI-P), Teguh Mulyono (PDI-P), Soni Yudiarto (Demokrat), Ribut Harianto (Golkar), Erni Farida (PDIP), Mulyanto (PKB), dan Arif Hermanto (PDI-P).

Sementara yang menjadi tersangka baru adalah Wakil Ketua DPRD Kota Malang Zainuddin (PKB) dan Wiwik Hendri Astuti (Demokrat). Selain itu, juga ada Suprapto (PDI-P), Slamet (Gerindra), Mohan Katelu (PAN), dan Sahrawi (PKB).

"Bagian pengembangan dari masalah yang kemarin. Teman- teman bisa melihat proses itu," kata Subur Triono seusai pemeriksaan.

Baca juga: Berkas Diserahkan ke Pengadilan, KPK Tunggu Jadwal Sidang Mantan Ketua DPRD Kota Malang

Sementara itu, Harun Prasojo mengatakan bahwa dirinya diperiksa terkait adanya enam tersangka baru itu. Pemeriksaan terkait dengan hubungan dirinya dengan enam tersangka baru tersebut.

"Normatif saja. Terkait apakah kenal dengan beberapa tersangka itu. Sejak kapan," katanya.

Tidak hanya itu, Harun mengaku juga ditanya soal adanya bagi-bagi uang yang diistilahkan dengan "uang pokir". Dalam fakta persidangan beberapa waktu lalu disebutkan bahwa sebagian uang suap yang sebesar Rp 700 juta dibagi-bagikan ke seluruh anggota DPRD Kota Malang.

"Terkait uang pokir dan lain-lain. Apakah pernah menerima, pernah tahu," kata Harun.

Ia juga mengaku ditanya tentang peran enam tersangka baru tersebut dalam mengatur pembagian uang. Namun Harun mengaku tidak tahu.

"Itu saya tidak paham. Cuma diarahkan ditanya apakah tahu ada bagi-bagi uang. Ya, tidak tahu. Kalau isunya ada," katanya.

Sementara itu, juru bicara KPK, Febri Diansyah belum mengonfirmasi terkait enam orang tersangka baru tersebut. Ia mengatakan, timnya masih di lapangan dan perlu melakukan berbagai kegiatan untuk penyidikan kasus tersebut.

"Jadi nama dan jumlah tersangka belum bisa kami konfirmasi hari ini," katanya melalui pesan tertulis.

Baca juga : KPK Limpahkan Berkas, Eks Ketua DPRD Kota Malang Siap Disidang

KPK sudah mendakwa dua orang dalam kasus ini. Mereka adalah mantan Ketua DPRD Kota Malang Moch Arief Wicaksono dan mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang Jarot Edy Sulistyono.

Arief didakwa menerima suap Rp 700 juta dari Jarot yang waktu itu menjabat sebagai kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Pengawasan Bangunan (DPUPPB) Kota Malang.

Suap itu terkait pembahasan P-APBD Kota Malang Tahun Anggaran 2015.

Kompas TV Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini melanjutkan pemeriksaan kasus dugaan korupsi dana APBD tahun 2015 di Kota Malang, Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com