Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Misteri Kematian Mantan Wakapolda Sumut: Silet, Racun Serangga, dan...

Kompas.com - 19/03/2018, 09:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


MASUK pekan keempat belum ada tanda-tanda sedikitpun tentang penyebab kematian mantan Wakil Kepala Polda Sumatera Utara Kombes Pol (Purn) Agus Samad yang hampir sebagian kariernya dihabiskan di dunia intelijen.

Polisi sampai saat ini masih menyatakan kemungkinan tewasnya Agus Samad fifty-fifty, antara dibunuh atau bunuh diri. Samad ditemukan tewas di rumahnya di Malang, Jawa Timur.

Baca: Mantan Wakapolda Sumut Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat

Penyelidikan Setiap Hari

Polisi terus mengembangkan penyelidikan kasus ini setiap hari. Selama 3 hari di Malang, Jawa Timur, saya mendapat informasi dari Satpam perumahan bahwa polisi setiap hari datang menyelidikan tempat kejadian perkara (TKP).

Meski sampai kini belum menemukan titik terang, tak kurang dari 20 saksi telah dimintai keterangan. Yang paling banyak adalah dari pihak keluarga korban.

Agus Samad adalah lulusan Akabri 1970. Sejumlah teman seangkatannya menjadi orang-orang penting seperti Menko Kemaritiman Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Lemhanas Letjen (Purn) Agus Widjojo, Mantan KSAD Jenderal (Purn) Subagyo HS,  Mantan Ketua KPK Irjen (Purn) Taufiequrachman Ruki, dan Mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Suroyo Bimantoro.

Dalam peristiwa ini ada tiga kejanggalan yang saya temukan dan saya konfirmasi ke polisi yaitu ada racun serangga, silet, dan korban dalam posisi tertelungkup di halaman belakang rumah. Tak ada ceceran darah.

Racun serangga, silet, dan tulang rusuk

Mulanya polisi mengira korban meminum racun serangga. Ada cairan racun serangga di mulut korban. Namun, hasil pusat laboratorium forensik (Labfor) Mabes Polri menyimpulkan, kematian korban tidak disebabkan racun serangga.

Racun serangga hanya berada di mulut korban, tidak sampai tertelan dan masuk ke lambung. Mengapa bisa terjadi? Belum terjawab hingga kini.

Silet. Keberadaan benda ini mengesankan bahwa korban bunuh diri. Tetapi, lagi-lagi hasil pemeriksaan Labfor mendapati kematian korban bukan disebabkan luka karena silet. Kucuran darah di ruang tengah dipastikan adalah darah korban.

Lalu apa penyebab kematian korban?

Anjing pelacak yang dikerahkan untuk menyelidiki TKP kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara Kombes (Purn) Agus Samad di rumahnya, Perum Bukit Dieng, Kelurahan Pisangcandi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Sabtu (24/2/2018).KOMPAS.com / Andi Hartik Anjing pelacak yang dikerahkan untuk menyelidiki TKP kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara Kombes (Purn) Agus Samad di rumahnya, Perum Bukit Dieng, Kelurahan Pisangcandi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Sabtu (24/2/2018).

 

Hasil pemeriksaan Labfor Polri memasikan korban tewas akibat 6 tulang rusuk patah yang menusuk jantung korban.

Bagaimana ini bisa terjadi, apakah karena korban terjun dari ketinggian lantai 3 rumahnya ke halaman belakang-tempat ditemukannya jenazah?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com