Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pilgub Jabar, Sudrajat dan Ridwan Kamil Adu Argumen Masalah Perempuan

Kompas.com - 13/03/2018, 11:57 WIB
Farida Farhan,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Dalam sesi pertanyaan dan adu argumentasi pada Debat Pilgub Jabar pertama di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), ITB, Bandung, Senin (12/3/2018) malam, calon gubernur (cagub) Sudrajat beradu argumen soal kebijakan terhadap perempuan dengan cagub Ridwan Kamil.

Sudrajat yang jabatan terakhirnya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok itu menanyakan strategi dan kebijakan tentang masalah perempuan kepada Ridwan Kamil.

"Di Jawa Barat ini banyak buruh perempuan kurang diperhatikan masalah kesejahteraannya, masalah-masalah yang berhubungan dengan pengasuhan anak, di pabrik dan lain-lainnya. Begitu juga termasuk KDRT (kekerasan dalam rumah tangga)," ujar Sudrajat.

Ridwan Kamil yang juga mantan Wali Kota Bandung menjawab, Kota Bandung sangat memberikan ruang untuk eksistensi perempuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kepala dinas dan pejabat perempuan di Kota Bandung lebih dari 38 persen, dari yang disarankan 30 persen.

Baca juga: Sudrajat Janji Tingkatkan Kesejahteraan Petani Jabar dengan Industri Tani 

Yang kedua, kata Ridwan, pihaknya mempunyai kredit tanpa bunga, tanpa agunan, dan berbasis masjid, di mana 70 pesertanya persen adalah perempuan.

"Karena kita paham, mereka mempunyai kesempatan untuk menambah nafkah keluarganya melalui program-program ekonomi pemberdayaan perempuan," tambah Ridwan.

Selain itu, kata Ridwan, pihaknya juga sangat memuliakan lansia-lansia yang mayoritas adalah perempuan. Ridwan menyebut tidak ada rida Allah tanpa rida orangtua, khususnya ibu.

"Oleh karena itu, program perempuan mulai dari perlindungan anak-anak, melawan perdagangan manusia, akses ekonomi, menjadi bukti yang sudah kami lakukan dengan istilah 'Tri S', menghasilkan program yang memberdayakan perempuan secara nyata," ucap Ridwan.

Sudrajat kemudian kembali menyampaikan argumennya. Menurut dia, lebih dari 50 persen warga Jawa Barat adalah perempuan. Banyak sekali buruh perempuan yang kurang diperhatikan oleh pengusaha, bahkan di pabrik-pabrik.

"Kadang-kadang di suatu perusahaan tidak ada sarana untuk membawa bayinya ke tempat pekerjaan, (seharusnya) di situ ada untuk treatment kepada anak-anak," kata Sudrajat.

Baca juga: Sudrajat Ingin Bikin Padepokan Silat Mirip Perguruan Shaolin 

Ia menegaskan, pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu (Asyik) berjanji akan memperhatikan soal cuti menstruasi dan cuti melahirkan.

"Kami ingin mempromosikan paling tidak di BUMD di Jawa Barat, cuti melahirkan yang tadinya tiga bulan, kami akan promosikan menjadi enam bulan. Ini adalah yang ingin kami promosikan, (sebagai) salah satu bukti melindungi perempuan," ungkapnya.

Ridwan pun kembali memberikan tanggapannya. Menurut dia, kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mendengarkan kemauan rakyat.

Pasangan Rindu, kata dia, tidak akan menerapkan kebijakan 100 persen sesuai kemauannya. Menurut Ridwan, jika pihak perempuan yang kebutuhan dasarnya belum dipenuhi oleh negara, negara wajib turun.

"Melindungi dengan program-program yang tentunya didasarkan pada aturan hukum seperti peraturan daerah. Intinya perempuan adalah pelanjut peradaban, nomor satu yang akan kita muliakan," tuturnya.

Kompas TV Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu mengajukan tiga cara untuk memberantas korupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com