Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keceriaan Anak-anak PAUD Menaiki Tank Berujung Duka...

Kompas.com - 12/03/2018, 14:47 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Outbond atau kegiatan di luar sekolah menjadi kegiatan sangat menyenangkan bagi sebagian besar anak-anak usia PAUD dan TK.

Tidak terkecuali ratusan anak PAUD dan TK di bawah naungan Gugus Cempaka, Kelurahan Sindurejan, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Mereka sudah berkumpul sejak pukul 07.30 WIB di Lapangan Mranti, Purworejo, Sabtu (10/3/2018). Wajah ceria dan tawa riang tak pernah lepas sepanjang pagi itu. Dua truk milik Yonif Mekanis Raider 412 Kostrad tiba di lapangan, lalu mengangkut anak-anak itu ke markas.

Ana Rahayu, salah satu orangtua murid yang ikut rombongan outbond, menceritakan, setelah tiba di markas, mereka melakukan kegiatan outbond pada umumnya didampingi oleh sejumlah anggota TNI, berfoto-foto, lalu ada juga simulasi menaiki helikopter dan terakhir naik tank di Sungai Bogowonto.

"Anak saya terlihat bahagia sekali, karena bisa naik tank pertama kali, dia juga naik di depan, dekat sopir tank," ungkap Ana, ibu dari Anindiya Fauziah (3,5), Minggu (11/3/2018) sore.

Begitu juga dengan anak-anak yang lain karena merasakan pengalaman pertama naik kendaraan tempur milik TNI. Kegiatan itu dibagi menjadi tiga kloter, yang masing-masing kloter terdiri tiga tank. Setiap tank diisi oleh sekitar 20-an anak, termasuk guru, pendamping dan anggota TNI.

Baca juga : Tangis Ikhlas Ayah Melepas Pratu Randi yang Tewas Saat Selamatkan Anak-anak di Tank

Entah mengapa ketika itu Ana mengaku tidak ingin jauh dari putrinya ketika menaiki tank. Dia pun selalu duduk berdekatan dengan Anindia meskipun seorang tentara yang mendampingi mereka mengatakan bahwa semua aman.

"Pak tentaranya bilang bahwa semua aman, semua akan baik-baik saja, tapi saya inginnya dekat dengan anak. Saya pegangi terus anak saya," tutur warga Sindurejan, Rt 01 Rw 05, Kelurahan Purworejo, Kabupaten Purworejo, itu.

Berubah panik

Kloter pertama berjalan lancar, anak-anak masih terlihat antusias ketika tiba giliran kloter kedua. Sebagian mereka sudah naik dan berjalan perlahan di pinggir Sungai Bogowonto. Namun keceriaan itu seketika berubah menjadi kepanikan.

Salah satu tank M113 yang ditumpangi Ana dan anakknya terperosok di tengah sungai. Seluruh penumbang tercebur, tidak terkecuali kepala PAUD dan tiga orang TNI yang sebelumnya bertugas sebagai pendamping dan pengemudi.

"Seingat saya semua baik-baik saja, tank kami berjalan bolak-balik di sungai. Tapi tiba-tiba waktu sampai tengah, mesin tank kelihatannya mati. Tank pun langsung menukik ke bawah. Saya spontan peluk anak saya dan melambai-lambai ke atas minta tolong karena saya tidak bisa berenang," ungkap Ana.

Ketika itu, Ana melihat salah satu tentara langsung menyelamatkan putrinya. Sementara dirinya hanyut, hingga sekitar 5 menit kemudian ada seseorang yang menolongnya. Beruntung Ana masih dapat tertolong dan sadar.

Dia melihat anaknya lemah lunglai lalu diangkat kakinya oleh anggota TNI hingga air dari dalam tubuhnya keluar. Anindiya langsung dilarikan ke rumah sakit.

Baca juga : Pengabdian Terakhir Sang Pendidik PAUD Sebelum Meninggal karena Kecelakaan Tank...

Pengalaman yang sama dirasakan Endang Purwatiningsih (55), penamping Yuffa (4) yang satu rombongan dengan Ana. Endang mengaku sangat terguncang ketika itu. Dia bahkan sempat tidak sadarkan diri.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com