Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Tiga Kali Ikut Pilkada Jatim, Khofifah dan Gus Ipul Bersaing Makin Ketat

Kompas.com - 12/03/2018, 10:59 WIB
Erwin Hutapea

Editor

KOMPAS.com - Hasil survei Litbang Kompas memperlihatkan persaingan antara Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno pada Pilkada Jawa Timur begitu ketat. Khofifah dan Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul sama-sama sudah tiga kali mengikuti Pilkada Jatim. 

Data Litbang Kompas mengisyaratkan bahwa penilaian masyarakat di provinsi itu terhadap kedua sosok tersebut sudah “selesai”. Laporan lengkap Litbang Kompas ini bisa dibaca di harian Kompas yang terbit hari ini, Senin (12/3/2018) berjudul "Kristalisasi Dua Sosok".

Khofifah-Emil yang mendapat dukungan koalisi PPP, Golkar, Hanura, PAN, Nasdem, dan Demokrat memperoleh elektabilitas 44,5 persen. Adapun Saifullah-Puti yang didukung koalisi PDI-P, PKB, Gerindra, dan PKS mendapat elektabilitas 44,0 persen.

Bukanlah hal yang mengherankan bila mereka berdua mendapatkan respons tinggi dari pemilih. Sebab, baik Khofifah maupun Saifullah sudah sama-sama populer dalam bidang mereka masing-masing.

Ada suatu kesamaan bagi mereka berdua, yaitu ini merupakan kali ketiga mereka mengikuti Pilkada Jatim. Namun, pada Pilkada 2008 dan 2013, Khofifah menjadi calon gubernur, sedangkan Saifullah menjadi calon wakil gubernur. Adapun tahun ini mereka sama-sama mencalonkan diri sebagai gubernur.

Baca juga: Survei Kompas: Pilkada Jatim, Elektabilitas Khofifah dan Gus Ipul Hanya Selisih 0,5 Persen

Dari hasil survei terlihat bahwa Khofifah dan Saifullah mendapatkan dukungan yang hampir sama. Tingkat keterpilihan pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak berselisih tipis dengan pasangan Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno.

Hal itu diperkirakan karena keduanya memiliki basis massa yang relatif sama, yaitu warga Nahdlatul Ulama (NU).

Kompas/Foto: NUT/SET, Infografik: NOVAN Infografik Survei Litbang Kompas Elektabilitas Pasangan Calon di Pilkada Jawa Timur
Selisih perolehan suara sebesar setengah persen itu belum bisa untuk membuat kesimpulan pasangan mana yang akan menang. Sebab, perhitungan toleransi kesalahan pengambilan sampel penelitian (sampling error) hanya +/- 3,46 persen.  

Dengan demikian, kedua pasangan memiliki peluang yang sama untuk memperoleh suara sebanya-banyaknya dari para pemilih menjelang pemungutan suara pada 27 Juni 2018.

Hal yang mirip pernah terjadi pada Pilkada Jawa Timur 2008. Saat itu pilkada dilakukan dua putaran karena dari lima pasangan calon peserta pilkada, tidak ada pasangan yang perolehan suaranya lebih dari 30 persen.

Saat itu, pasangan Soekarwo-Saifullah meraih 26,44 persen suara pada putaran pertama, sedangkan pasangan Khofifah-Mudjiono mendulang 24,82 persen suara.

Baca juga: Ke Mana Restu Istana di Pilkada Jawa Timur?

Pada putaran kedua, Soekarwo-Saifullah mendapat 50,20 persen suara pasangan. Adapun pasangan Khofifah-Mudjiono memperoleh 49,80 persen suara.

Hal ini membuat adanya sengketa dan pemungutan suara ulang di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang, Madura, akibat tipisnya selisih suara pada Pilkada Jatim kala itu.

Dalam hasil survei Kompas yang menunjukkan tingkat elektabilitas kedua pasangan  yang hampir sama, bisa jadi tipisnya selisih perolehan suara kembali terjadi pada Pilkada Jatim 2018. Hal ini kuat dipengaruhi oleh sosok Khofifah dan Saifullah, dua tokoh masyarakat Jatim yang makin mengkristal dalam benak pemilih. 

*Simak selengkapnya artikel yang ditulis Yohan Wahyu/Litbang Kompas berjudul Kristalisasi Dua Sosok  yang diterbitkan di harian Kompas hari Senin (12/3/2018). Anda juga bisa menyimak berita ini di Kompas.id

Kompas TV PDI Perjuangan optimistis akan memenangkan pertarungan di Pilkada Gubernur Jawa Timur dengan target perolehan suara 80 persen di Surabaya dan Banyuwangi.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com