Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budidaya Jamur Tiram untuk Bantu Penghasilan Guru dan Pegawai Tidak Tetap

Kompas.com - 09/03/2018, 17:02 WIB
Markus Yuwono,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

Kompas TV Lahan ini diusahakan oleh warga yang dibimbing komunitas Rumah Belajar Ceria.

Butuh pendampingan

Jamur yang dipanen setiap hari itu dijual kepada wali murid, warga sekitar sekolah, serta penjual sayur keliling dan pedagang di pasar. Saat ini hanya sebatas jamur mentah yang dijual Rp 14.000 per kilogram.

Pemasarannya cukup mudah dan sudah banyak dibeli oleh masyarakat sekitar. Bahkan oleh para GTT dan PTT dijual melalui akun media sosialnya.

Tak hanya di sekolah, sebagian guru mengembangkan jamur tiram di rumah. Jika stok sekolah habis, bisa mengambil dari rumah.

"Cukup lumayan tambahan GTT berantusias menangani ini, kuncinya pemasaran, anggota ikut mengelola membantu pemasaran. Bahkan ada beberapa guru yang memasarkan melalui online. Saat ini malah kekurangan jamur," ucap Subardi.

Baca juga: Pulau Tidung Krisis Ikan Segar, Sandiaga Perbanyak Budidaya Ikan

Ke depan, pihaknya ingin bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Pangan untuk mengembangkan budidaya jamur tiram ini. Sebab, selain bibit diperoleh dari Sleman, jika semakin banyak bibitnya, hasil jamurnya akan semakin banyak.

Selain itu, pihaknya membutuhkan pendampingan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gunung Kidul untuk membantu dalam pengembangan hasil, misalnya pelatihan membuat olahan dari jamur tiram.

"Ke depan, kami berharap tumbuhnya UMKM, tidak hanya guru atau sekolah, tetapi juga masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, seorang GTT bernama Siti Utami mengatakan, pengembangan jamur tiram ini cukup membantu menambah penghasilannya.

Selain itu, dapat pula menjadi media pembelajaran bagi siswa serta edukasi berupa upaya pemanfaatan limbah gergaji kayu. Dirinya menyambut baik terobosan kepala sekolah untuk menambah penghasilan bagi GTT dan PTT.

"Alhamdullilah bisa menambah penghasilan," kata Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com