Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Akui Punya Satu Lawan Terberat di Pilkada Jabar

Kompas.com - 09/03/2018, 10:00 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengakui selama ini memiliki satu lawan terberat dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat 2018.

Dedi mengatakan, lawan terberat adalah dirinya sendiri yang terus berusaha bisa diterima melayani masyarakat Jabar melalui berbagai rencana program yang langsung dirasakan oleh mereka.

"Lawan terberat saya itu bukan pasangan nomor satu, dua, dan tiga di Pilgub Jabar ini. Tapi lawan terberat adalah diri kita sendiri, bagaimana visi kita diterima masyarakat dan bagaiman kita kerja keras untuk rakyat," ujar Dedi di rumahnya, Jumat (9/3/2018).

Dedi menambahkan, selama ini ia tumbuh dalam kehidupan keluarga biasa atau masyarakat di perkampungan dengan ekonomi pas-pasan. Latar belakang itu membuat dirinya mengetahui kondisi ekonomi dan apa yang selama ini dibutuhkan masyarakat.

Selanjutnya, sistem tata kelola pemerintahan selama dia memimpin Purwakarta sepuluh tahun diyakininya mampu mengembangkan daerahnya maju dan bersaing dengan memadukan kebudayaan Sunda serta era modernisasi di beberapa sektor.

Baca juga: Ketika Dedi Mulyadi Tantang Petani Adu Cepat Menyabit Padi di Sawah

Seperti sistem layanan kesehatan online, ambulans 24 jam, sistem pendidikan berkarakter, pembukaan askes jalan cor di kampung terpencil, Taman Air Mancur berteknologi canggih yang mampu menyedot wisatawan lokal maupun asing.

"Selama ini memiliki ikatan ideologis yang sama dengan masyarakat di Jawa Barat. Misal, setiap warga yang ingin pemimpinnya orang kampung, mengerti dan pernah ngurus pertanian, bisa ngurus perikanan, dan memakai bahasanya sama dengan masyarakat Jabar, yaitu bahasa Sunda. Itu salah satu ikatan ideologis," tambah dia.

Selama ini, ia tak menampikkan bahwa ikut dalam kontestasi Pilkada Jabar membutuhkan biaya. Namun, menurut Dedi, biayanya tak terlalu besar bisa sampai ratusan miliar untuk mengenalkan diri ke masyarakat.

"Kata siapa mengenalkan diri ke masyarakat butuh puluhan atau ratusan miliar. Selama ini mengandalkan komunikasi yang baik dengan masyarakat secara langsung. Biaya paling dibutuhkan untuk beli bensin kendaraan dan memberi makan beberapa orang yang ikut dengan saya selama berkampanye. Menurut saya tak terlalu besar," katanya.

Baca juga : Jika Terpilih Jadi Wagub Jabar, Dedi Mulyadi Janji Gratiskan SD-SMA

Ia pun selama ini merasa memiliki nilai poin tambahan karena mempunyai jaringan relawan di seluruh daerah Jawa Barat. Sebab, dirinya selalu bersilaturahim secara langsung sejak tahun 2008 sampai sekarang untuk memenuhi undangan masyarakat yang memiliki ikatan ideologis tersebut.

"Kalau saya berkunjung dan memenuhi undangan masyarakat baik di perkotaan, apalagi perkampungan sejak tahun 2008. Ya, itu dengan mereka yang memiliki ikatan ideologis tadi saya ungkapkan," pungkasnya.

Kompas TV Ia disambut ratusan warga yang mengajak bersalaman dan berfoto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com