Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Permainan Tradisional Bermanfaat bagi Anak Zaman "Now"

Kompas.com - 08/03/2018, 23:44 WIB
Irwan Nugraha,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menilai permainan tradisional perlu diketahui manfaatnya bagi anak zaman sekarang atau zaman now dibanding game di telepon seluler.

Salah satu mainan zaman dulu yaitu krotokan, seperti mobil-mobilan dari barang bekas kaleng susu dan bambu. Mainan ini dulunya diciptakan oleh orang tua bagi anaknya yang sedang belajar berjalan supaya lincah.

"Generasi zaman now harus memainkan permainan tradisional yang penuh manfaat. Contohnya krotokan, ini mengajarkan agar generasi kita tidak mudah putus asa. Saat jauh, bangkit lagi, terbentur, terbentur, maka terbentuk," jelas Dedi saat blusukan di Pasa Bongkok, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (8/3/2018).

Para orang tua dan anak-anak pun dapat memainkannya bersama-sama. Permainan ini membuat semua anggota tubuh bergerak sehingga bermanfaat juga untuk kesehatan.

"Bisa juga sama-sama dengan orang tua, kompakan sambil lari, kan sehat tuh," ujarnya.

Baca juga: Jika Terpilih Jadi Wagub Jabar, Dedi Mulyadi Janji Gratiskan SD-SMA

Dedi pun menilai terdapat potensi ekonomi yang besar jika permainan tradisional ini dipasarkan secara masif, bukan hanya di pasar lokal. Karena itu, seluruh perantinya harus mapan agar melahirkan produk yang mampu bersaing.

"Permainan tradisional di Jawa Barat ini kan banyak, bukan hanya krotokan. Kalau dikelola dengan baik, saya yakin bisa bersaing. Tetapi, kualitasnya harus kita perbaiki, barusan saya coba main ini dengan anak-anak. Baru sebentar diajak berlari, krotokannya sudah patah. Artinya, harus ada keseriusan dari si pembuatnya untuk produknya bisa bersaing," tambah Dedi.

Tarma (72), warga Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, yang berdagang mainan tradisional di pasar itu, menyebutkan bahwa desa tempat tinggalnya merupakan pusat kerajinan permainan krotokan. Krotokan merupakan bunyi-bunyian yang keluar dari alat permainan tersebut saat dimainkan.

"Sekarang menjualnya susah, sehari paling terjual tiga sampai empat buah. Satu krotokan harganya Rp 15.000. Kalau bunyinya itu supaya memancing anak bangkit lagi saat jatuh belajar berjalan kaki," tutur Tarma.

Baca juga: Ketika Dedi Mulyadi Tantang Petani Adu Cepat Menyabit Padi di Sawah

Kompas TV Ia disambut ratusan warga yang mengajak bersalaman dan berfoto.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com