Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raeni, Wisudawan Terbaik Peraih S-3 di Inggris, di Mata Ayahnya yang Pengayuh Becak

Kompas.com - 07/03/2018, 20:11 WIB
Slamet Priyatin,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

Mugiyono ingin supaya Raeni tidak tergesa-gesa untuk menikah sehingga studi S-3 nya di Inggris tidak terganggu. Sebab, hal itu terkait dengan masa depan dan cita-citanya.

“Rezeki, maut, dan jodoh adalah rahasia Allah. Tapi, kami ingin kelak anak saya itu mendapat jodoh seorang lelaki yang bisa menjadi imam,” harapnya.

Mugiyono mengaku bahwa Raeni anak yang tahu diri kalau ia anak orang tidak mampu. Oleh sebab itu, ia tidak neko-neko.

“Alhamdulillah, ia masih menjadi Raeni yang dulu. Tidak sombong dan menghargai orang lain,” ujarnya.

Baca juga: Abelia, Pelajar Indonesia Peraih 12 Beasiswa ke Luar Negeri Berbagi Rahasia

Keluar dari pabrik

Perjuangan Mugiyono sampai bisa menguliahkan Raeni sangat besar. Ia dulu harus keluar dari pekerjaannya di pabrik supaya mendapat pesangon. Pesangonnya itu untuk membiayai Raeni.

“Anak saya mendapat beasiswa Bidikmisi di Unnes. Meskipun biaya kuliahnya gratis, tapi kami butuh uang untuk bayar kos dan lainnya,” kata Mugiyono.

Mugiyono mengaku, sisa uang pesangon setelah untuk keperluan Raeni ia belikan sebuah becak. Becak itu digunakan untuk mencari makan karena sudah tidak bekerja di pabrik.

“Selain menjadi tukang becak, saya jaga malam di SMKN 1 Kendal,” ujarnya.

Setelah itu, Mugiyono mendapat pekerjaan tambahan dari Widya Kandhi Susanti, yang saat itu masih menjadi Bupati Kendal. Ia diberi pekerjaan untuk mengantar dan menjemput anak Widya yang paling kecil.

“Sampai kini saya masih ikut Bu Widya. Tapi antar jemputnya sudah pakai mobilnya Bu Widya. Saya sudah tidak kuat narik becak,” akunya.

Baca juga: Anak Mantan Teroris dan Korban Terorisme Akan Diberi Beasiswa Perguruan Tinggi

Sementara itu, Widya Kandhi Susanti mengatakan bahwa Mugiyono adalah seorang pekerja keras dan bertanggung jawab.

Menurut Widya, Mugiyono tidak cuma bertanggung jawab kepada keluarganya, tetapi juga pada pekerjaan. 

“Alhamdulillah, anaknya bisa berhasil di bidang pendidikan. Mugiyono juga rendah hati sehingga semua orang suka, termasuk saya,” kata Widya.

Mugiyono, seperti yang telah diberitakan bersama anaknya, Raeni, menjadi perhatian para keluarga wisudawan dan puluhan wartawan, Selasa (10/6/2014).

Ia mengantar anaknya, Raeni, dari tempot kosnya dengan becak. Tidak cuma itu, Raeni juga berhasil menjadi wisudawati terbaik di Unnes. Atas prestasinya itu, ia mendapat tawaran beasiswa di berbagai perguruan tinggi.

Hingga akhirnya Raeni memilih Universitas Birmingham Inggris sebagai tempat belajar S-2-nya. Kini, Raeni akan berangkat kembali ke universitas itu untuk menempuh pendidikan S-3.

Kompas TV Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud, Hamid Muhammad, mendatangi keluarga Ahmad Budi Cahyanto, guru honorer yang meninggal setelah dianiaya muridnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com