Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majelis Agama di Bali Imbau Operator Seluler Hentikan Layanan Saat Nyepi

Kompas.com - 07/03/2018, 11:27 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
Farid Assifa

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Sejumlah majelis agama dan tokoh masyarakat menerbitkan imbauan kepada operator seluler untuk menghentikan layanan pada Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Sabtu (17/3/2018).

Dalam imbauan tersebut, penyedia jasa jaringan seluler tidak beroperasi mulai Sabtu (17/3/2018) pukul 06.00 Wita sampai dengan Minggu (18/3/2018) pukul 06.00 Wita.

Larangan tersebut adalah salah satu dari delapan imbauan yang disampaikan elemen masyarakat Bali dalam menghadapi perayaan Hari Nyepi.

Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI), I Gusti Ngurah Sudiana saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/3/2018), di Depasar mengatakan imbauan menghentikan layanan operator seluler merupakan kesepakatan dari berbagai unsur masyarakat.

"Bukan hanya PHDI, imbauan ini adalah kesepakatan dari seluruh majelis agama, perwakilan pemerintah, pihak keamanan dan tokoh masyarakat," kata Sudiana.

Baca juga : Ibadah Nyepi di Banyuwangi Dapat Penjagaan Pecalang dan Banser NU

Seruan bersama ini kemudian ditandatangani bersama oleh perwakilan berbagai lembaga kemasyarakatan dan keagamaan pada 15 Februari lalu. Namun imbauan itu baru mencuat ke publik pada Senin (5/3/2018).

Sudiana menambahkan, ada sejumlah pertimbangan hingga keputusan ini diterbitkan. Pertama, untuk menjaga kekhusukan selama menjalankan tapa berata penyepian.

Salah satu pantangan saat Nyei adalah amati Lelanguan atau tidak bersenang-senang.

"Biar umat lebih fokus dan bisa menjalani amati Lelanguan," kata Sudiana.

Alasan kedua, menurut Sudiana, adalah demi keamanan. Belajar dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, gesekan antar-masyarakat terjadi akibat informasi di media sosial.

"Tahun lalu kan ada kejadian pecalang mengamankan warga, tapi di media sosial informasinya malah dipelintir akhirnya jadi ribut," kata Sudiana.

Baca juga : Selama Nyepi, Pecalang yang Antar Jemput Pasien ke Rumah Sakit

Dikatakan Sudiana, seruan bersama ini akan disampaikan ke DPRD Bali. Selanjutnya, DPRD diharapkan bisa meneruskan seruan bersama ini kepada pihak provider.

"Ini kan seruan, kami harap pihak provider mau mengerti," kata Sudiana.

Kompas TV Ogoh-Ogoh yang diarak ini merupakan simbol dari Butakala atau kekuatan jahat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com