Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

150 Warga Keracunan Makanan, Diduga gara-gara Nasi Kotak dari Hajatan

Kompas.com - 06/03/2018, 19:48 WIB
Ari Maulana Karang,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Lebih dari 150 warga asal Desa Sakawayana, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, diduga menderita keracunan massal setelah menikmati nasi kotak dari hajatan di Kampung Rancamaya di desa itu.

Camat Malangbong Teten Sundara membenarkan bahwa sekitar 150 warganya mengalami keracunan massal diduga akibat mengonsumsi makanan yang dibagikan oleh warga yang hajat menikahkan.

"Kami masih terus menyisir warga yang terkena dampak," ujar Teten saat dihubungi, Selasa (6/3/2018) petang.

Sementara itu, Wawan Gunawan dari Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, sedikitnya ada 152 warga yang saat ini mengalami gejala seperti keracunan makanan.

(Baca juga: Pengantin Diminta Bayar Rp 120 Juta untuk Pakai Helikopter Polisi)

Mereka kini dirawat menyebar di tiga tempat perawatan, yaitu di Puskesmas Malangbong sebanyak 49 orang, Aula Desa Sakawayana 96 orang dan Puskesmas Citeras 8 orang.

"Satu pasien di Puskesmas Malangbong dirujuk ke RSUD, jadi sekarang sisa 48 orang di Puskesmas Malangbong," ujar Wawan saat ditemui di Puskesmas Malangbong, Selasa (6/3/2018) petang.

Menurut Wawan, petugas dari Dinas Kesehatan telah turun ke lapangan untuk mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan. Kebanyakan, warga yang mengalami gejala keracunan setelah makan nasi kotak yang dibagikan warga yang akan hajatan.

"Dari keterangan warga, ada 400 boks nasi yang dibagikan, jadi masih ada kemungkinan bertambah," katanya.

(Baca juga: Ibu Diduga Tewas Dicekoki Air dari Selang oleh Anak Kandung dan Menantu)

Tutu (36), warga Kampung Rancamaya yang menjadi salah satu korban keracunan massal, mengaku, dirinya mengalami gejala mulas, pusing hingga buang air besar (BAB) terus menerus setelah mengkonsumsi makanan nasi kotak yang didapat dari warga yang hajatan.

"Awalnya nyangkanya masuk angin biasa saja, jadi tidak menyangka keracunan makanan," ujar Tutu saat ditemui di Puskesmas Malangbong, Selasa petang.

Tutu baru sadar dirinya terkena keracunan setelah mengetahui banyak warga mengalami gejala yang sama pada siang harinya, termasuk ibunya yang masih tinggal satu kampung.

"Saya makan nasi boks kemarin pagi sekitar jam 10, malamnya sekitar jam 11 berasa mual dan melilit, besoknya baru ramai warga sampai ada ambulan datang ngangkut warga," katanya.

 

Kompas TV Menurut salah satu korban, keluarganya terbiasa mengonsumsi jamur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com